Sementara penelitian menunjukkan bahwa dukungan ISIS menurun, mereka juga menunjukkan betapa mudahnya sel-sel baru terbentuk. Pemicunya bisa jadi hilangnya pimpinan, lewat penangkapan, pertikaian, atau hijrah ke tempat-tempat di luar Indonesia. Kemungkinan runtuhnya organisasi seperti JAD yang membuat anggotanya terombang-ambing, mencari rumah baru atau mungkin kesempatan pengajian di masjid atau tempat lain. Sel juga dapat terbentuk saat individu mencari materi di internet dan tertarik pada video pro-ISIS dan propaganda lainnya.
Pihak aparat berwenang semakin sering menggunakan serangan preventif, dan ini salah satu faktornya melandainya aktivitas teroris pada 2020. Apa yang menjadi tantangannya adalah bukan hanya untuk menangkap dan memenjarakan para pelaku atau calon pelaku-pelaku kekerasan, tetapi untuk memahami bagaimana mencegah perekrutan dan regenerasi yang menjadi tujuan kebijakan pemerintah melahirkan ‘Rencana Aksi baru Indonesia’.