Jakarta,Klikanggaran.com - Pada pertengahan November 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang baru mengawali periode kedua kepemimpinannya, melantik 7 orang anak muda sebagai staf khusus dari kalangan milenial. Pelantikan 7 orang milenial ini menambah jajaran personel yang akan membantu Presiden Jokowi melakukan tugas-tugasnya.
Penunjukan stafsus milenial ini, kala itu, menuai beragam respons. Ada yang merespons positif, ada pula yang mempertanyakan pekerjaan spesifik dan keefektivitasannya.
Ada pula yang menaruh harapan besar di pundak para anak muda ini. Setelah 5 bulan stafsus milenial presiden bertugas, beberapa di antara mereka menjadi sorotan.
Berawal dari surat yang ditujukan kepada para camat se-Indonesia, dikirimkan oleh stafsus milenial Andi Taufan Garuda Putra.
Dalam surat berkop Sekretariat Kabinet itu, Andi Taufan meminta bantuan para camat untuk mendukung kerja relawan yang berada di bawah PT Amartha, perusahaan yang dipimpinnya.
Selain Andi Taufan, Adamas Belva Devara juga disoroti karena start up yang dipimpinnya, Ruangguru, menjadi salah satu mitra digital dalam program pemerintah, Kartu Prakerja.
Seperti apa perjalanan para stafsus milenial ini, dari sejak dilantik hingga kini tengah menjadi sorotan?
Awal diperkenalkan
Presiden secara resmi memperkenalkan7 stafsus milenialnya kepada publik pada 21 November 2019.
Ketujuh orang itu adalah:
Indah Putri Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia Gracia, Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf dan, Taufan Garuda Putra.
Kompak mengenakan setelan hitam-putih, mereka diperkenalkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, dalam suasana yang santai.
Stafsus milenial ini terdiri dari para pemuda yang terbilang sukses di bidangnya masing-masing. Mereka juga dianggap sebagai paket komplit, karena mewakili kelompok disabilitas dan warga Indonesia Timur.
Tugas para milenial di lingkungan Istana