Dalam menggunakan bahasa gaul, etika berbahasa tetap harus dijaga agar tidak menyinggung atau merendahkan orang lain. Banyak istilah gaul yang bersifat sarkastik atau meledek, dan jika digunakan tanpa pertimbangan, bisa menimbulkan konflik sosial. Oleh karena itu, penting bagi pengguna bahasa gaul untuk tetap menjunjung kesantunan dalam berkomunikasi.
Daripada menyalahkan bahasa gaul, akan lebih bijak jika kita mengajarkan kapan dan bagaimana bahasa itu digunakan. Dengan pendidikan bahasa yang baik, anak muda akan mampu membedakan antara gaya santai dan bahasa formal. Ini akan membantu mereka menjadi komunikator yang cerdas dan fleksibel.
Jadi, apakah bahasa gaul merusak atau mengembangkan Bahasa Indonesia? Jawabannya bergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Jika digunakan secara bijak dan kontekstual, bahasa gaul justru bisa menjadi kekayaan yang memperluas ekspresi dan memperkaya budaya kita.
Pentingnya keseimbangan antara bahasa gaul dan bahasa baku harus selalu diingat. Bahasa gaul bisa memperkaya komunikasi informal, sementara bahasa baku tetap menjadi fondasi resmi dalam berbahasa. Mari kita dukung perkembangan bahasa yang sehat dan cerdas untuk masa depan Indonesia.
Penulis: Poltak Tamba (Mahasiswa Teknik Elektro Unpam)