opini

Resonansi Rasa: Menyikapi ABK (Anak Berkehebatan Khusus)

Senin, 23 Juni 2025 | 12:43 WIB
Ilustrasi Anak (Dok. Freepik)

Amazingly, seiring berjalannya waktu, saya mulai menemukan banyak perubahan pada Afnan. Ia mulai bisa menahan diri saat merasa terusik atau tidak nyaman.

Mulai mencoba mengungkapkan apa yang dirasakan melalui komunikasi verbal, bukan dengan tangisan atau teriakan. Ia yang kerap terlihat bercucuran air mata, sekarang lebih banyak muncul tawa dan senyuman.

Saya jadi memahami, ternyata bukan getaran saja yang bisa beresonansi hingga membuat benda lain di sekitarnya ikut bergetar. Tapi emosi, rasa pun bisa juga beresonansi. Resonansi rasa.

Artikel ini merupakan opini an ditulis oleh Ika Saginingsih, Praktisi Pendidikan di Bekasi***

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB