opini

Keribetan yang 'Worth It' Demi Lingkungan Sekitar: Sampah Plastik

Sabtu, 14 Juni 2025 | 15:22 WIB
Ilustrasi (Pixabay/cocoparisienne)

KLIKANGGARAN -- Setiap pagi, saya melihat pemandangan yang tampaknya biasa saja: ibu-ibu berlalu-lalang dengan keresek berisi sarapan. Ada nasi uduk, bubur ayam, gorengan, dan segala rupa.

Di mata kebanyakan orang, ini mungkin tampak wajar. Tapi bagi saya, ada perasaan mengganjal yang sulit dijelaskan.

Hati ini seperti tersayat setiap kali membayangkan sampah plastik yang akan menumpuk dari aktivitas itu. Satu kantong untuk satu porsi, lalu dibuang begitu saja.

Saya pun bertanya dalam hati, “Mengapa tidak membawa wadah sendiri dari rumah?” Bukankah mereka memang sudah berniat membeli sarapan?

Baca Juga: Data Sains: Ketika Matematika Menjadi Hidup

Kesadaran untuk mengurangi sampah plastik masih sangat minim. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi siapa pun yang peduli pada lingkungan.

Kondisi ini diperparah oleh tren makanan kekinian, semuanya nyaris dikemas dalam plastik sekali pakai. Satu gaya hidup yang tampaknya semakin menjauh dari keberlanjutan.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020 mencatat Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah, dan 14,2% di antaranya adalah plastik. Dari angka itu, 40% berasal dari rumah tangga, dan sepertiganya adalah kemasan makanan.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa kebiasaan kecil seperti membeli makanan tanpa membawa wadah pribadi ternyata berdampak besar.

Baca Juga: Matematika yang Relevan : Logika dan Himpunan dalam Tindakan Nyata

Padahal, saya yakin di setiap rumah pasti ada kotak bekal, thinwall, Tupperware, atau wadah serupa. Sayangnya, kadang wadah-wadah itu hanya jadi koleksi di lemari.

Membawa wadah saat membeli makanan memang awalnya terasa ribet. Tapi percayalah, keribetan itu sangat layak diperjuangkan.

Bahkan, saya pernah merasa sangat menyesal ketika lupa membawa wadah dan harus menerima makanan dalam plastik. Rasanya bersalah sekali.

Seperti kata Aa Gym, “Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari sekarang.” Sederhana, tapi penuh makna.

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB