opini

Pembelajaran Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Etika dan Moralitas Usia Remaja Siswa

Senin, 9 Desember 2024 | 16:59 WIB
Pembelajaran Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Etika Dan Moralitas Usia Remaja Siswa (Dok. Istimewa)



KLIKANGGARAN - Tugas seorang dosen tidak hanya terbatas pada mengajar, tetapi juga melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, termasuk Pengabdian Masyarakat. Tujuannya bukan sekadar memenuhi kewajiban, melainkan juga untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui penyampaian informasi dan edukasi di berbagai bidang ilmu.

Kondisi etika dan moralitas anak-anak di Indonesia saat ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama para ahli di bidang pendidikan, psikologi, dan sosiologi. Beberapa pandangan umum dari para ahli mengenai situasi ini para ahli, seperti Prof. Eko Supriyanto, seorang pengamat pendidikan, berpendapat bahwa globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi membawa perubahan besar dalam cara anak-anak berinteraksi dan membentuk nilai-nilai moral.

Internet dan media sosial, meskipun menawarkan manfaat edukasi dan informasi, juga membawa pengaruh negatif, seperti mudahnya akses ke konten yang tidak sesuai dengan usia dan norma. Hal ini bisa memengaruhi cara anak memandang etika dan moralitas, terutama jika tidak diawasi secara bijak oleh orang tua atau pendidik.

Baik etika dan moralitas siswa dalam hal berkomunikasi juga dirasakan oleh para guru dan orang lain yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Sering siswa berbicara dengan para guru yang ada di sekolah, tidak mencerminkan suatu sikap dan cara berbicara yang selayaknya hubungan atau kedudukan siswa dan guru. Mestinya seorang siswa yang tahu etika/sopan-santun, di sekolah itu haruslah menghargai gurunya. Siswa-siswi ini sering berbicara dengan guru dengan intonasi suara yang kuat, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru tersebut dengan sikap yang tidak sopan dan menganggap remeh ketika sedang berbicara dengan guru.

Perilaku siswa seperti ini sangat membawa dampak negatif terhadap proses belajarmengajar siswa di kelas.(Sialana, 2020). Tanpa pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan, siswa mungkin tidak mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi. Hal ini bisa mengarah pada perilaku yang kurang etis, seperti tidak menghargai perbedaan, tidak bertanggung jawab atas tindakan, dan kurangnya kepedulian terhadap sesama.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran penting dalam membentuk identitas nasional. Jika siswa tidak diajarkan mengenai pentingnya Pancasila, ada risiko mereka kehilangan rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Hal ini dapat melemahkan rasa nasionalisme dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia. Siswa yang tidak memiliki pemahaman tentang etika dan moralitas rentan terjerumus dalam perilaku menyimpang, seperti bullying, kekerasan, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba. Tanpa nilai-nilai dasar yang kuat, mereka mungkin lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang negatif.

Pembelajaran Kewarganegaraan sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pentingnya mematuhi hukum. Tanpa pendidikan ini, siswa mungkin tumbuh tanpa kesadaran akan tanggung jawab sosial dan hukum, sehingga lebih rentan melanggar aturan dan norma yang berlaku di masyarakat. Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan melatih siswa untuk berpikir kritis dan demokratis dalam menghadapi isu-isu sosial.

Jika aspek ini diabaikan, siswa mungkin kurang peka terhadap isu-isu yang memengaruhi masyarakat, dan mereka mungkin tidak mampu berpartisipasi secara aktif dan bijak dalam proses demokrasi. Pancasila menekankan pada persatuan dalam keragaman dan pentingnya menghargai perbedaan. Tanpa pemahaman yang baik tentang hal ini, potensi intoleransi di kalangan siswa dapat meningkat. Mereka mungkin kurang menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan pandangan, yang bisa memicu konflik sosial dalam skala kecil di sekolah, dan di kemudian hari, di masyarakat.

Salah satu nilai penting dalam Pancasila adalah gotong royong dan kebersamaan. Tanpa pemahaman ini, siswa bisa tumbuh dengan sikap individualistis, kurang peduli terhadap kepentingan bersama, dan tidak tergerak untuk membantu satu sama lain, baik dalam konteks sekolah maupun di masyarakat. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempersiapkan siswa untuk menjadi contoh yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Jika nilai-nilai ini tidak ditanamkan, ada kekhawatiran bahwa mereka akan tumbuh menjadi individu yang kurang bisa menjadi teladan dalam bersikap, terutama terkait moral dan etika. Tanpa pemahaman mendalam tentang pentingnya partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, siswa mungkin akan tumbuh menjadi individu yang apatis atau tidak peduli terhadap isu-isu sosial, politik, atau lingkungan di sekitar mereka.

Jika pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan tidak diberikan secara memadai di mulai dari tingkat SD, SMP,SMA/SMK sederajat bahkan pada tingkat perguruan tinggi , sekolah tersebut berpotensi menghadapi masalah terkait perilaku siswa, etika sosial, serta hilangnya rasa nasionalisme dan tanggung jawab sebagai warga negara. Hal ini juga dapat berdampak pada kualitas kehidupan sosial siswa di masa depan, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat luas.

Kurangnya implementasi pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan dalam menanamkan etika dan moralitas pada siswa remaja di mulai dari tingkat SD, SMP,SMA/SMK sederajat bahkan pada tingkat perguruan tinggi dapat menimbulkan dampak positif yang signifikan terhadap perilaku siswa dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Peran Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menanamkan Etika dan Moralitas

Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan moralitas siswa usia remaja. Di mulai dari tingkat SD, SMP,SMA/SMK sederajat bahkan pada tingkat perguruan tinggi , pendidikan PPKn tidak hanya menekankan pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui pembelajaran ini, siswa didorong untuk memahami esensi nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, keadilan sosial, dan tanggung jawab sebagai warga negara. PPKn menjadi sarana efektif untuk menanamkan rasa cinta tanah air, sikap saling menghargai perbedaan, dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Metode Efektif dalam Pembelajaran PPKn untuk Meningkatkan Kesadaran Moral dan Etika Siswa

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB