Betul, mungkin ada kekurangan dan kelamnya realita sosial kita, tetapi setidaknya, kita masih bisa menemukan secercah nurani yang bertahan.
Siapa sangka, dari dunia maya yang penuh riuh, kita bisa belajar bagaimana situasi bisa berubah dalam sekejap, dan siapa yang dulu dianggap tak berarti bisa meraih kemuliaan, meski hanya melalui keputusan publik yang tidak diduga-duga.
Nurani publik ternyata masih ada, meski harus sering berteriak di ruang yang ramai.
Artikel ini merupakan sebuah opini yang ditulis oleh K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Ketua KODI Jakarta; Redaksi telah melakukan pengeditan seperlunya, tetapi isi artikel ini tidak mencerminkan ekspresi dan kebijakan klikanggaran.com