KLIKANGGARAN--Cerpen 'Biarlah Dia Pergi' karya Fithrie Nur Maidah adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjuangan emosional seorang gadis remaja bernama Sakura yang mengalami patah hati.
Cerpen 'Biarlah Dia Pergi' menggunakan gaya bahasa dan struktur naratif yang efektif untuk menggambarkan perasaan dan perjuangan tokoh Sakura.
Cerpen 'Biarlah Dia Pergi' akan dicoba dianalisis dengan menggunakan teori struktural, sebuah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai struktur yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berhubungan.
Tokoh utama dalam cerpen ini adalah Sakura, seorang gadis yang baru saja mengalami patah hati. Karakter Sakura digambarkan sebagai individu yang emosional dan rentan, tetapi juga kuat dan mampu bangkit dari keterpurukan.
Tokoh lainnya, kakak dari Sakura, berperan sebagai penasihat dan teman yang membantu gadis itu melalui masa sulitnya.
Cerpen dimulai dengan konflik yang memuncak, yaitu ketika Sakura mengetahui bahwa kekasihnya telah berselingkuh. Kemudian, plot bergerak menuju resolusi dimana Sakura memutuskan untuk melepaskan kekasihnya dan memulai hidup baru.
Plot ini menggambarkan siklus patah hati dan pemulihan, menunjukkan bahwa setelah hujan pasti akan ada pelangi.
Tema utama dalam cerpen Biarlah Dia Pergi adalah patah hati dan pemulihan. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan tema ini termasuk air mata Sakura yang melambangkan kesedihan dan kehilangan, dan beasiswa di Jepang yang melambangkan kesempatan baru dan harapan.
Baca Juga: Bupati Indah Harap BKPRMI Bisa Ambil Bagian Dalam Tim Safari Ramadan sebagai Penceramah
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis sangat efektif dalam menyampaikan emosi dan perasaan karakter utama. Fithrie Nur Maidah menggunakan kata-kata dan frasa yang penuh emosi dan deskriptif, seperti "jeritan hati", "rintihan", dan "musnah sudah semua mimpi-mimpi manis".
Gaya bahasa tersebut menciptakan gambaran visual yang kuat dan memungkinkan pembaca merasakan emosi yang dialami oleh Sakura.
Cerpen 'Biarlah Dia Pergi' juga mengandung pesan moral yang kuat tentang pentingnya menghargai diri sendiri dan memiliki keberanian untuk melepaskan orang yang tidak tepat, meskipun itu menyakitkan.
Pesan ini disampaikan melalui dialog antara Sakura dan kakaknya, yang berfungsi sebagai mentor dan memberikan nasihat bijak.