Konteks tersebut menunjukkan bahwa masyarakat peneliti lebih menyukai studi sosio-budaya, Masyarakat lebih merasa akrab dengan kajian perspektif sosial-budaya daripada dengan kajian perspektif psikologi dan filsafat lebih banyak mengarahkan fokus pada wilayah dunia dalam.
Selain itu, peneliti terkadang tidak mau meneliti dunia dalam sebab takut dengan mitos bahwa orang-orang belajar tentang dunia dalam adalah orang-orang yang memang memiliki masalah dengan dunia normal.
Penulis: Amilia Dwi Astuti (Mahasiswa Sastra Indonesia Unpam)