Padalah untuk naik level menjadi negara maju Indonesia membutuhkan rasio wirausaha setidaknya 4 persen.
Kalau ini tidak dapat terpenuhi, maka sangat sulit bagi Indonesia mewujudkan impiannya menjadi negara maju.
Peran Keluarga dan Kampus
Pembangunan suatu negara akan lebih berhasil jika ditopang oleh wirausaha dalam jumlah besar.
Di sini orang tua memiliki peran strategis dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dalam lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak, karena dalam keluargalah anak dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa.
Dengan pendidikan dan penanaman jiwa wirausaha sejak dini dalam keluarga, diharapkan anak-anak tumbuh dengan pribadi yang siap untuk berwirausaha.
Minimal mereka dapat menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri.
Dan, tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas bagi orang lain.
Mohammad Saroni (2012) menegaskan, membimbing anak untuk belajar wirausaha diharapkan dapat dijadikan sebagai muatan aplikatif untuk menciptakan orang-orang yang siap menghadapi kehidupan berdasarkan kemampuan dirinya.
Selain itu, perguruan tinggi punya andil besar dalam mencetak wirausaha muda melalui pendidikan dan pelatihan.
Materi wirausaha perlu diberikan di seluruh kampus di Indonesia agar generasi muda memiliki pengetahuan dan pola pikir yang benar tentang masa depan.
Perguruan tinggi perlu mengembangkan pusat kewirausahaan sebagai wadah bertukar pikiran, pusat pelatihan dan pusat pengembangan bisnis para mahasiswa.
Dalam pelatihan bisnis pihak kampus bisa mendatangkan para pengusaha sukses dari berbagai latar belakang profesi.
Motivasi dan pengalaman para praktisi bisnis ini bisa menjadi pendorong untuk mengubah cara berpikir mahasiswa yang cenderung memandang sempit keberadaan dunia bisnis.
Pelatihan ini akan menjadi bekal berharga bagi para mahasiswa agar setelah lulus mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memberdayakan ekonomi masyarakat.