Novel Rencana Besar Untuk Mati dengan Tenang: Analisis Pendekatan Sosiologi dan Psikologi Sastra

photo author
- Sabtu, 17 Mei 2025 | 13:05 WIB
Ilustrasi (Istimewa)
Ilustrasi (Istimewa)

KLIKANGGARAN -- Sastra merupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki peran penting dalam memahami dinamika sosial, budaya, dan psikologis masyarakat. Melalui karya sastra, penulis mampu merefleksikan kondisi sosial dan psikologis masyarakatnya, sekaligus menjadi alat kritik terhadap berbagai fenomena sosial yang terjadi.

Salah satu karya sastra yang menarik untuk dikaji adalah novel Rencana Besar Untuk Mati dengan Tenang karya Wisnu Suryaning Adji. Novel ini tidak hanya menyajikan cerita yang menarik, tetapi juga mengandung pesan sosial dan psikologis yang mendalam, terutama terkait trauma kolektif, identitas etnis, dan dinamika sosial di Indonesia.

Dalam konteks Indonesia, novel ini sangat relevan karena menggambarkan realitas sosial yang kompleks, termasuk rasisme, diskriminasi, konflik kelas, dan pengaruh peristiwa politik 1965.

Baca Juga: Inilah Kronologi Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi 'KDM' Minta Ayu Ting Ting Pilih ke Barak atau KUA

Sosiologi sastra adalah disiplin yang mempelajari hubungan antara karya sastra dan konteks sosial, politik, serta budaya masyarakat. Menurut Karl Marx, Max Weber, Georg Simmel, August Comte, dan George Lukacs, karya sastra tidak hanya sebagai cerminan realitas tetapi juga sebagai alat kritik dan perubahan sosial (Rahman, 2022).

Pendekatan ini membantu memahami struktur sosial, pola perilaku, dan dinamika kehidupan masyarakat yang tercermin dalam karya sastra.

Sementara itu, kritik psikologis menitikberatkan pada aspek kejiwaan tokoh dan pengaruhnya terhadap perilaku serta konflik dalam karya sastra. Pendekatan ini menggunakan teori psikologi seperti Freud dan Maslow untuk menganalisis karakter dan motivasi tokoh (Khoirunnisa, 2023). Dengan demikian, analisis karya sastra tidak hanya melihat dari aspek sosial tetapi juga dari aspek psikologis individu yang terlibat.

Baca Juga: Fix! Nama KOTAK Sah Milik Tantri Cs, Ini Alasannya

Kedua pendekatan ini saling melengkapi dalam memahami makna karya sastra secara menyeluruh. Mereka membantu mengungkap pesan dan nilai yang terkandung dalam karya, baik dari aspek sosial maupun psikologis, serta relevansinya dalam konteks kehidupan nyata (Widyaningrum & A., 2023).

Novel "Rencana Besar Untuk Mati dengan Tenang" karya Wisnu Suryaning Adji mengisahkan tokoh utama, Ncek, yang mengalami trauma psikologis akibat pengalaman masa lalu dan trauma kolektif masyarakatnya. Trauma ini dipengaruhi oleh peristiwa politik 1965 yang menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia, serta dinamika sosial yang melibatkan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dan konflik kelas sosial.

Analisis menunjukkan bahwa konflik dalam novel mencerminkan kondisi sosial Indonesia, seperti rasisme, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Gaya penceritaan yang sederhana namun penuh makna mengajak pembaca merenungkan makna hidup, kematian, dan nilai-nilai kehidupan. Novel ini juga menyoroti pengaruh nilai keluarga Tionghoa dan dinamika kelas sosial terhadap identitas tokoh.

Trauma psikologis tokoh Ncek dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang penuh tekanan dan ketidakadilan, yang kemudian mempengaruhi perilaku dan pandangannya terhadap dunia. Pendekatan psikologi sastra membantu mengungkap konflik batin dan motivasi tokoh, yang berkaitan erat dengan pengalaman traumatis dan tekanan sosial yang dialaminya.

Selain itu, novel ini juga menampilkan representasi budaya dan tradisi Tionghoa yang kuat, serta pengaruh peristiwa politik 1965 yang menyebabkan trauma kolektif di kalangan masyarakat Tionghoa. Konflik sosial dan budaya ini menjadi bagian penting dalam membangun identitas tokoh dan komunitasnya.

Penelitian ini menegaskan bahwa karya sastra tidak hanya sebagai cerminan individu, tetapi juga sebagai kritik sosial yang mampu merefleksikan dan mempengaruhi masyarakat. Novel ini berfungsi sebagai cermin kritis terhadap kondisi sosial Indonesia, terutama terkait diskriminasi, rasisme, dan ketidakadilan yang masih berlangsung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X