Menuju Pemilu Inklusif: Memastikan Partisipasi Penuh Penyandang Disabilitas di Indonesia

photo author
- Sabtu, 11 Januari 2025 | 12:27 WIB
Menuju Pemilu Inklusif: Memastikan Partisipasi Penuh Penyandang Disabilitas di Indonesia (Dok. Istimewa)
Menuju Pemilu Inklusif: Memastikan Partisipasi Penuh Penyandang Disabilitas di Indonesia (Dok. Istimewa)


KLIKANGGARAN -- Pemilu 2024 telah berlalu. Meskipun idealnya menjadi perayaan demokrasi yang inklusif, realitasnya menunjukkan kesenjangan partisipasi politik bagi penyandang disabilitas. Mereka kerap menghadapi hambatan akses informasi, pemahaman mekanisme pemilu, dan bahkan dalam menggunakan hak pilih.
 
Artikel ini akan mengkaji tantangan tersebut, mengulas upaya yang telah dilakukan, dan mengusulkan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan pemilu yang lebih inklusif dan memastikan kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Tantangan Partisipasi:
 
Beberapa tantangan utama yang dihadapi penyandang disabilitas dalam pemilu meliputi banyak TPS masih belum ramah disabilitas, dengan akses jalan yang sulit, fasilitas toilet yang tidak memadai, dan minimnya akses bagi pengguna kursi roda. Hal ini menghalangi partisipasi mereka secara fisik.
 
Informasi kampanye dan prosedur pemilu seringkali tidak tersedia dalam format yang aksesibel. Kurangnya materi dalam bentuk braille, audio, atau teks besar membuat banyak penyandang disabilitas kesulitan memahami informasi penting. Website partai politik dan KPU pun seringkali tidak ramah pengguna screen reader.
 
Kurangnya dukungan dan fasilitasi bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik, baik sebagai pemilih maupun calon pemimpin, menyebabkan representasi yang minim di lembaga politik.
 
Minimnya keterwakilan penyandang disabilitas di parlemen dan lembaga politik lainnya mencerminkan kurangnya komitmen terhadap inklusivitas politik. Ini juga berkontribusi pada kurangnya perhatian terhadap kebutuhan spesifik mereka.
 
Meskipun masih jauh dari ideal, beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas. KPU telah berupaya meningkatkan aksesibilitas TPS, dan beberapa partai politik telah mencoba menyediakan materi kampanye dalam format aksesibel. Namun, upaya ini masih perlu ditingkatkan dan diperluas jangkauannya. Workshop-workshop pendidikan politik seperti yang dilakukan PPDI merupakan langkah positif dalam meningkatkan pemahaman dan kapasitas advokasi.
 
Untuk mewujudkan pemilu yang inklusif, diperlukan langkah-langkah komprehensif: Standarisasi Aksesibilitas TPS: Regulasi yang lebih ketat, pelatihan petugas TPS yang memadai, dan pengawasan yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan semua TPS ramah disabilitas.
 
Kewajiban penyediaan materi kampanye dan informasi pemilu dalam berbagai format aksesibel (braille, audio, teks besar, bahasa isyarat) harus ditegakkan. Peningkatan Partisipasi: Program pelatihan dan pendampingan yang komprehensif, yang mencakup pelatihan kepemimpinan dan advokasi, sangat penting untuk memberdayakan penyandang disabilitas.
 
Advokasi untuk kuota khusus bagi penyandang disabilitas dalam lembaga legislatif dan dukungan finansial dari pemerintah serta LSM perlu ditingkatkan. Evaluasi dan Monitoring: Evaluasi menyeluruh dan monitoring berkelanjutan terhadap pelaksanaan pemilu dari perspektif disabilitas sangat penting untuk perbaikan di masa mendatang.
 
Pemilu yang inklusif dan berkesetaraan merupakan cerminan demokrasi yang sejati. Dengan memberdayakan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi penuh, kita membangun demokrasi yang lebih kuat dan berkeadilan. Komitmen bersama dari pemerintah, penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat sipil sangat krusial untuk mewujudkannya.
 
Penulis: Frenky Franciskus Panjaitan, Mahasiswa Disabilitas Netra, Universitas Pamulang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X