KLIKANGGARAN -- Peningkatan kualitas hidup bagi setiap individu dapat dicapai melalui Pendidikan, sebab di dalamnya terjadi suatu proses pengalihan pengetahuan, keterampilan, disertai dengan nilai-nilai kepada generasi muda. Hal tersebut memungkinkan setiap orang memiliki kompetensi, kemampuan analitis yang baik, mandiri, inovatif, dan siap menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Sejalan dengan pendapat Nurzaman (2021:2) dalam bukunya yang menyebutkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan setiap orang terlebih di era yang penuh dengan tantangan yang demikian cepat berubah dan sangat kompleks. Oleh karena itu, pendidikan menjadi pokok penting yang hendaknya dimiliki setiap orang.
Selanjutnya jika merujuk pada salah-satu landasan dasar yang mengatur tentang pendidikan khususnya mengenai Sistem Pendidikan Nasional tepatnya yang tertuang pada undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan merupakan bentuk usaha yang dilakukan dengan cara yang terorganisir dan direncanakan secara cermat.
Tujuan dilakukan hal tersebut ialah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri. Potensi peserta didik sebagaimana dimaksud meliputi keteguhan spiritual dan keagamaan, kemampuan mengendalikan diri, pengembangan kepribadian, peningkatan moral yang baik, dan penguasaan keterampilan yang diperlukan untuk kepentingan diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana sebagaimana tertuang dalam undang-undang di atas seolah mengindikasikan adanya hubungan interkoneksi antara tujuan pendidikan dengan proses belajar mengajar (PBM). Hal tersebut dikarenakan proses belajar mengarah pada interaksi yang dilakukan baik oleh guru dengan peserta didik maupun sebaliknya. Interaksi tersebut memungkinkan adanya transfer pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang belum diketahuinya.
Belajar jika merujuk pada pandangan yang dikemukakan oleh Winkel dalam Bunyamin (2021:68) merupakan suatu upaya untuk mendapatkan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang baru melalui interaksi yang dilakukan secara aktif dengan lingkungan. Perubahan dalam pandangan Winkel tersebut bersifat konstan dan berbekas. Sehingga dari pandangan tersebut dapat diasumsikan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks sebagai wadah pengembangan diri yang berkelanjutan.
Proses belajar mengajar menjadi indikator titik balik berkembang atau tidaknya peserta didik. Oleh karena itu belajar seharusnya dilakukan dengan seefektif mungkin, meskipun umumnya pembelajaran yang efektif memiliki paradigma yang tidak sama diantaranya disebutkan bahwa belajar yang efektif didasarkan atas situasi dan kondisi yang terjadi di dalam kelas serta didorong oleh sumber daya manusia yang terlibat. Namun belajar yang efektif dapat diwujudkan dengan cara mengakomodir keberagaman yang ada termasuk karakteristik peserta didik.
Memperhatikan masing-masing karakteristik peserta didik menjadi suatu hal yang cukup krusial, sebab antar peserta didik memiliki minat, bakat, kemampuan, dan gaya belajar yang berbeda. Keberagaman ini lah yang seharusnya dapat dijadikan peluang bagi setiap pendidik untuk memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk berkembang secara lebih optimal. Pada perkembangan kuriklum mrdeka, memperhatikan karakteristik peserta didik termasuk dalam bentuk pendekatan yang terdiferensiasi.
Memperhatikan masing-masing karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik ketika belajar menjadi suatu tolak ukur dalam mencapai hasil yang optimal, sehingga diperlukan bentuk penyesuaian yang dapat mengakomodir masing-masing kebutuhan tersebut. Hal itu dapat diimplementasikan pada proses belajar mengajar yang lebih heterogen.
Sebagaimana pandangan Sundayana dalam Hadiana (2023:4) dijelaskan bahwa kelas yang dibuat secara seragam merupakan salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan dan menjadi tugas dan tanggung jawab dari seorang guru yang harus ditunaikan.
Guru sebagai tokoh utama transfer pengetahuan di dalam kelas dituntut mampu menjawab permasalahan tersebut, tugas guru memang sangatlah kompleks dimulai pada tahapan perencanaan pembelajaran sampai pada tahapan refleksi proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Mengingat tahap perencanaan menjadi satu komponen penting tersebut, salah-satu peran yang dilakukan oleh guru umumnya adalah merancang proses belajar yang kiranya sesuai dengan peserta didik.
Rancangan tersebut umumnya dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembeljaran atau yang saat ini dikenal dengan Modul Ajar. Modul ajar menjdi salah-satu modal penting bagi guru dalam mengajar, sebab di dalam modul ajar tersusun langkah-langkah yang sistematis yang seharusnya dikembangkan di dalam kelas guna mnedukung capaian pengalaman belajar yang optimal bagi peserta didik.
Modul ajar dalam kurikulum merdeka dirancang dengan mengutamakan keterlibatan peserta didik ketika belajar. Merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik butuh keterampilan khusus yang mendalam tentang apa saja yang mnejadi objek penting yang harusnya diperhatikan.
Sama halnya dengan kondisi guru-guru di sekolah- sekolah baik di sekolah negeri atau swasta memilki permasalahan belajar dan belum menemukan metode atau konsep mengajar yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik data tersebut dapat dilihat dari rapor mutu pendidikan berdasarkan data informasi yang diperoleh dari Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menujukkan bahwa nilai mutu kualitas belajar sekolah tersebut termasuk dalam kategori cukup.
Permasalahan ini diperkirakan disebabkan oleh pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal sehingga permasalahan belajar hampir dialami oleh lebih dari 65% guru mengalami masalah belajar sehingga dapat disimpulkan sementara proses pembelajaran dalam kelas belum dilakukan dengan optimal.
Artikel Terkait
Dikotomi Single Bar Vs Multi Bar, Organisasi Advokat Tidak Perlu Diperdebatkan
2 Juta Orang Akan Lewat Terminal Penumpang Pelindo Saat Nataru
5 Mesin Cuci LG Hemat Listrik Promo 12.12
Sinopsis When the Phone Rings Episode 1: Pernikahan Baek Sa-eon dengan Hong Hee-ju yang Dipaksakan
Sinopsis When the Phone Rings Episode 2: Hee-ju Bisa Berbicara dan Mengancam Baek Sa-eon dengan Berpura-pura sebagai Pengancam
Sinopsis When the Phone Rings Episode 3: Sa-eon Cemburu dengan Persahabatan Hee-ju dan Sang-woo
Presiden Bashar Al Assad Digulingkan, Keluar dari Suriah Damaskus Diduduki Pemberontak
Sinopsis When the Phone Rings Episode 4: Sa-eon Mulai Menunjukkan Rasa Sayang kepada Hee-ju dan Ia Mengetahui bahwa Hee-ju Bisa Berbicara
Pentingnya Metode Scaffolding Dalam Pendampingan Belajar
Pembelajaran Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Etika dan Moralitas Usia Remaja Siswa