Sastra Anak: Membentuk Dunia Fantasi dan Moralitas

photo author
- Senin, 19 Februari 2024 | 14:53 WIB
Sastra Anak (Tangkapan Layar Youtube Riri Cerita anak)
Sastra Anak (Tangkapan Layar Youtube Riri Cerita anak)

KLIKANGGARAN--Sastra anak adalah genre sastra yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi praktis maupun teoretis. Secara praktis, sastra anak adalah karya sastra yang dikhususkan untuk anak-anak dengan beragam ragam, tema, dan format. Ini termasuk buku-buku mainan, buku mengenalkan alfabet, buku mengenal angka, serta buku cerita bergambar yang menjadi favorit anak-anak.

Namun, dari segi teoretis, definisi sastra anak lebih kompleks. Menurut Davis, sastra anak adalah karya sastra yang dibaca anak-anak dengan bimbingan orang dewasa, sementara Kurniawan menekankan bahwa sastra anak adalah cerita yang berhubungan dengan dunia anak-anak dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional mereka.

Pemahaman ini juga didukung oleh Hunt, yang menggambarkan sastra anak sebagai buku bacaan yang cocok untuk anak-anak dan memuaskan kebutuhan mereka. Stewig menambahkan dimensi baru dengan menyoroti peran kesenangan dan stimulasi imajinasi dalam sastra anak.

Baca Juga: Sastra Lama: Warisan Kekayaan Budaya yang Abadi

Menurutnya, sastra tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membawa pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan kepada anak-anak. Saxby dan Huck juga menekankan pentingnya sastra anak dalam merangsang imajinasi dan membantu anak-anak memahami dunia di sekitar mereka.

Pentingnya memposisikan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan juga ditegaskan oleh Huck, yang menyatakan bahwa buku anak harus memahami dunia anak dari perspektif mereka. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Winch, yang mengatakan bahwa sastra anak harus disajikan dari kacamata anak-anak untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan kehidupan mereka.

Meskipun demikian, sastra anak tidak selalu harus mengangkat tema-tema yang "baik-baik" saja. Huck menunjukkan bahwa cerita anak juga dapat menggambarkan karakter yang tidak sempurna atau situasi yang tidak selalu berakhir dengan bahagia.

Namun, hal ini haruslah sesuai dengan jangkauan pemahaman emosional dan pikiran anak. Pendapat-pendapat ini mencerminkan keragaman pendekatan dalam mendefinisikan sastra anak. Mulai dari aspek praktis hingga teoretis, sastra anak menjadi cerminan dari kebutuhan dan dunia anak-anak.

Oleh karena itu, dalam memahami sastra anak, penting untuk memperhatikan kedua dimensi ini: baik sebagai karya sastra yang terbaca oleh anak-anak maupun sebagai cerminan dari kebutuhan, pemahaman, dan perspektif mereka. Dengan demikian, sastra anak tetap relevan dalam membentuk dunia literasi dan pemahaman anak-anak di era modern.

Baca Juga: Sastra Lisan: Menggali Kearifan dan Identitas Budaya Lewat Tutur Kata

Sastra anak di Indonesia meliputi berbagai bentuk dan genre yang khusus ditujukan untuk anak-anak, mulai dari cerita anak, puisi anak, buku bergambar, hingga lagu anak. Objek kajian dalam penelitian sastra anak mencakup beberapa aspek penting yang mempengaruhi pengalaman membaca dan pertumbuhan anak-anak.

Cerita anak merupakan salah satu bentuk sastra yang paling populer di kalangan anak-anak. Cerita ini sering mengandung nilai moral, pembelajaran, dan fantasi yang sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan anak-anak. Puisi anak menampilkan bahasa yang sederhana, ritme yang menarik, dan tema yang menghibur atau mendidik.

Puisi anak membantu mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak-anak. Contoh puisi anak populer di Indonesia dapat ditemukan dalam karya-karya W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono.

Buku bergambar menggabungkan cerita dengan ilustrasi menarik untuk membantu anak-anak memahami cerita melalui gambar-gambar yang mendukung pengertian mereka. Ilustrasi dalam buku bergambar memainkan peran penting dalam menarik minat anak-anak terhadap cerita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ratih Sugianti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X