KLIKANGGARAN -- Pemilu 2024 merupakan momen penting bagi rakyat Indonesia untuk memilih pemimpin yang akan memerintah selama lima tahun ke depan. Namun, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa pada Pemilu 2019, Indonesia mengalami polarisasi yang sangat tajam.
Polarisasi ini terjadi di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat biasa hingga elit politik.
Polarisasi merupakan kondisi di mana masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang saling bertentangan. Polarisasi dapat terjadi di berbagai bidang, termasuk politik, sosial, dan ekonomi.
Dampak negatif dari polarisasi ini sangatlah serius, beberapa di antaranya adalah:
1. Ketidakstabilan politik
Polarisasi dapat menyebabkan terjadinya konflik politik yang dapat mengganggu stabilitas politik. Konflik politik dapat berujung pada kekerasan, kerusuhan, atau bahkan perpecahan negara.
2. Ketidakharmonisan sosial
Polarisasi dapat menyebabkan terjadinya perpecahan sosial yang dapat mengganggu kerukunan antarmasyarakat. Perpecahan sosial dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti diskriminasi, kekerasan, dan intoleransi.
3. Penurunan kepercayaan publik terhadap pemerintah
Polarisasi dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, sehingga dapat menyulitkan pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Pemerintah akan sulit untuk mengambil kebijakan yang populis dan dapat diterima oleh semua pihak.
Pemilu 2024 harus menjadi momentum untuk menghasilkan produk demokrasi yang diharapkan rakyat. Pemilu ini harus menghasilkan pemimpin yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Pemimpin yang dipilih oleh rakyat harus mampu menyatukan bangsa, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan. Pemimpin yang dipilih oleh rakyat harus mampu mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pemilu 2024 merupakan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk menunjukkan kedewasaan politik dan kebersamaan dalam memilih pemimpin yang terbaik untuk negara ini. Namun, untuk mencapai hal tersebut, penting bagi kita semua untuk menjaga agar tidak terjadi polarisasi yang dapat memecah belah masyarakat.
Salah satu langkah yang dapat kita lakukan adalah dengan mengedepankan politik yang berbasis pada isu-isu nasional. Elite politik harus fokus pada masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Dengan menghindari politik identitas, kita dapat mencegah terjadinya polarisasi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Kita juga harus bersikap kritis terhadap informasi yang diterima. Jangan mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang bersifat provokatif atau memecah belah.
Sebelum mempercayai suatu informasi, pastikan untuk memverifikasinya melalui sumber-sumber yang terpercaya. Dengan menjadi masyarakat yang cerdas dalam mengonsumsi informasi, kita dapat mencegah penyebaran berita palsu yang dapat memperburuk polarisasi.
Artikel Terkait
Jennifer Dunn Menggebu Bela Faisal Haris Dituduh Korup Dana Bansos: Kok Dituduh...
Unggah Foto Bareng Desta dan Anak-anak Di Jepang, Caption Natasha Rizky: Panggil Saja Aku Teman Jiwamu!
Lagu Who I Am Mendunia, Inilah Alasan Alan Walker Gandeng Putri Ariani Nyanyikan Ini
Inilah Janji Shin Tae-young dan Asnawi saat Timnas Indonesia Lawan Irak di Laga Perdana Penyisihan Grup D Piala Asia 2023 Qatar
Dulu Cita Citata Sering Lakukan ini Demi Cantik, Tak Dinyana Kini Autoimun Karenanya
Makan Siang bareng Slank, Ganjar Pranowo Ungkapkan Ini
Penuhi Standar Akreditasi, Puskesmas Baebunta Lulus dengan Predikat PARIPURNA
Melalui Aspirasi Abang Fauzi, Enam Desa di Luwu Utara Terima Bantuan Program PAMSIMAS 2023
Seberapa Serius Cidera Chico Aura Dwi Wardoyo sehingga Mundur dari India Open 2024?
Impor Minyak Mentah China Capai Titik Tertinggi Sepanjang Masa karena Meningkatnya Permintaan Bahan Bakar