Pinokio dan Kebohongan Politik

photo author
- Kamis, 26 Oktober 2023 | 08:53 WIB
Souvenir Pinokio (Pixabay/CCPAPA)
Souvenir Pinokio (Pixabay/CCPAPA)

KLIKANGGARAN-- Pinokia adalah dongeng. Dongen itu bercerita tentang boneka kayu yang berubah menjadi anak laki-laki bernama Pinokio karena bantuan peri. Pinokio suka berbohong, dan tiap kali ia berbohong hidungnya memanjang.

Mungkin terinspirasi oleh kisah Pinokio itu, The Washington Post, salah satu media terbesar di AS, menciptakan kategori baru kebohongan politik yang tampaknya kebal terhadap pengecekan fakta, yaitu “The Bottomless Pinocchio.”

The Bottomless Pinocchio berangkat dari asumsi bahwa repetisi (pengulangan) sangat penting dalam komunikasi politik.

Adalah Paul Joseph Goebbels yang dikenal dunia sebagai propagandis dan pendukung utama Adolf Hitler mempopulerkan frasa “Argentum ad nausem” atau lebih dikenal sebagai teknik “Big Lie” (Kebohongan Besar).

Prinsip dari teknik Goebbels itu adalah menyebarluaskan pernyataan dan berita bohong melalui media massa – sebanyak mungkin dan sesering mungkin – hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran.

Jadi, konon bila kita mendengar kebohongan yang berulang-ulang maka kebohongan itu akan tampak lebih masuk akal. Lalu kita menjadikan kebohongan itu lebih akrab dan familiar bagi kita.

Akibatnya, kita melakukan pengabaian untuk mengecek fakta-fakta yang disajikan.

Seperti yang dikatakan Hannah Arendt dalam esainya tentang kebohongan politik, “Kebohongan seringkali jauh lebih masuk akal, lebih menarik bagi akal, daripada kenyataan, karena pembohong memiliki keuntungan besar untuk mengetahui sebelumnya apa yang diinginkan atau diharapkan audiens untuk didengar. Dia telah mempersiapkan ceritanya untuk konsumsi publik dengan hati-hati untuk membuatnya kredibel.”

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X