Secara khsusunya, BPK memyimpulkan bahwa BSI pada tahun 2022 berhasil meningkatkan penghimpunan dana sebesar Rp31.044,49 miliar atau 13,17% dari tahun 2021 sebesar Rp235.752,49 miliar. Selain itu, BSI juga berhasil meningkatkan penyaluran dana sebesar Rp37.195,26 miliar atau 14,60% dari tahun 2021 sebesar Rp254.766,37 miliar.
Nilai peningkatan penyaluran dana tersebut diantaranya disalurkan dalam bentuk pembiayaan segmen corporate banking yang merupakan lingkup pemeriksaan BPK. Sampai dengan Desember 2022, BSI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp4.260,18 miliar dengan pencapaian 108,75% dari target yang telah ditetapkan atau naik 40,68% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi tingkat efisiensi, BSI berhasil menurunkan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi sebesar 75,88%, lebih efisien dari posisi tahun 2021 sebesar 80,46% atau turun sebesar 5,69%.
Penurunan tersebut merupakan hasil dari upaya BSI dalam melakukan efisiensi pada beberapa aspek operasional sepanjang tahun 2022. Dari sisi investasi, BSI merealisasikan investasi barang modal pada tahun 2022 sebesar Rp2.041,79 miliar dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp787,5 miliar atau naik sebesar 159,27% yang digunakan untuk mendukung dan menunjang aktivitas operasional kegiatan bank secara menyeluruh.
Di samping pencapaian di atas, sebagaimana diungkapkan dalam Bab III laporan ini dan untuk menjawab tujuan pemeriksaan, BPK menemukan permasalahan-permasalahan yang perlu mendapat perhatian, antara lain sebagai berikut:
1. Pemberian fasilitas pembiayaan PT DCP dengan baki debit per 31 Desember 2022 sebesar Rp377,00 miliar tidak didukung analisis yang memadai, dan pengelolaan agunan belum sepenuhnya sesuai dengan Standar Prosedur Bisnis Pembiayaan Korporasi BSI;
2. Pertanggungjawaban beban akomodasi dan transportasi pada Corporate Secretary Group belum sepenuhnya sesuai ketentuan sehingga mengakibatkan kelebihan pembayaran sebesar Rp210.152.678,00 dan pemberian uang saku, uang perjalanan dinas luar negeri, serta uang perlengkapan perjalanan dinas luar negeri membebani keuangan BSI sebesar USD58.350; dan
3. Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp6,87 miliar atas 36 paket pekerjaan.
Artikel Terkait
Vatikan Menyuarakan Penolakan terhadap Operasi Ganti Kelamin: Mengancam Martabat Unik yang Diterima Manusia sejak Pembuahan
Pemerintah Harus Prioritaskan Pemenuhan Air Bersih dan Sanitasi yang Layak serta Aman Bagi Perempuan di Wilayah Pesisir Indonesia
BPK Ungkap Labih Bayar Gaji dan Tunjangan ASN di Pemkab Musi Rawas
BPK Soroti Kinerja Pemkot Lubuklinggau, Belum Menyusun Pedoman Operasional Pembangunan
Optimalisai Penangan Sampah, DLH Lubuklinggau Terapkan TPS Berjalan
Kornas GBK Desak DPR Segera Bentuk Pansus Haji Merespons Kekisruhan Penyelenggaran Haji
Waspada! Makan Gratis Bakal Menggerus Anggaran K/L Negara pada RAPBN 2025
FSGI Evaluasi 5 Tahun Pemerintahan Jokowi dan Sampaikan Harapan kepada Pemerintahan Prabowo, Berapa Nilai Rata-Ratanya?
Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan 4 – 5 Tahun ke Depan
FSGI Rilis Survei Kebijakan Pendidikan: Mayoritas Guru Setuju UN Dihapus, Zonasi Dipertahankan