Baca Juga: Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar
Teorinya memang sederhana: mengendalikan pikiran, menjaga lisan/tulisan. Namun, jelas, praktiknya akan sulit, apalagi jika kita terbiasa bereaksi secara spontan. Tidak ada yang mustahil. Pembiasaan mungkin berlangsung agak lama, tetapi buka sesuatu yang sulit direalisasikan.
Bernapaslah dengan lebih baik. Itu akan membantu kita mengendalikan pikiran sehingga tidak melulu terjebak ke dalam kondisi tidak ideal. Ketenangan akan membuat kita bijak melempar pendapat. Sekian.***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Tiga
Cerita Mistis Makam Keramat Murid Pangeran Diponegoro di Sleman
Sumpah Pemuda Terlupakan, Halloween Dirayakan
Untuk Drakor dan Pandemi, Katakan, Saya Tak Ada Waktu untuk Sedih!
Membaca: Memaknai Simbol
Cerita Mistis di Parangkusumo, Kisah Para Pengabdi Ratu Pantai Selatan
Generasi Z, Mari Kita Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia dengan Tiga Sikap!
Cerita Mistis di Balik Gedung Tinggi, Siksaan Pasang Susuk dan Terkena Santet