Seperti tertulis sebelumnya, oksigen dibutuhkan untuk keperluan metabolisme raga manusia. Dari oksigen kemudian dikeluarkan menjadi karbon dioksida (CO2). Sedangkan tumbuhan, saat siang hari membutuhkan CO2 dan mengeluarkan oksigen dalam proses respirasi hidupnya. Inilah proses ketersediaan oksigen yang dilakukan alam bumi ini.
Oleh sebab itu, manusia berkewajiban menjaga dan memelihara keberadaan tumbuhan. Mulai dari tumbuhan kecil sampai yang berukuran paling besar.
Dari suatu hunian manusia perkotaan diperlukan tumbuhan di sekelilingnya agar selalu tersedia oksigen yang baru. Dalam upaya tersebut, masyarakat perkotaan berusaha menanam tumbuhan berupa tanaman bunga, jenis sayuran, bumbu (tanaman herbal seperti jahe, kunyit, lengkuas, kunci, serai, dan lain sebagainya).
Ketersediaan oksigen yang berkesinambungan amat penting agar manusia tetap hidup sehat. Undang-Undang Lingkungan Hidup sudah diatur agar apa yang baik boleh dilakukan dan yang tidak hingga merusak lingkungan itu dilarang.
Jangan sampai terjadi seperti di dalam agama dipesankan, “Kerusakan lingkungan hidup itu disebabkan ulah tangan manusia yang sangat tidak bertanggung jawab.”
Sebagai khalifah di Bumi, manusia diberi derajat paling tinggi serta mulia. Oleh sebab itu, ketersediaan oksigen di Bumi harus selalu dijaga, dipelihara, dirawat bersama-sama. Kita dapat mengandaikan, jika selama sepuluh menit saja kita tidak dapat bernapas karena ketidaktersediaan oksigen, niscaya proses hidup akan berhenti.
Baca Juga: Bupati Belum Susun Juknis, Pemkab Bekasi Berpotensi Kehilangan Penerimaan Pajak Reklame
Sangat penting bahwa proses ketersediaan oksigen di bumi ini harus terus berlangsung secara sunnatullah dan kodratullah. Kemudian, hindari jauh-jauh perbuatan tak bertanggung jawab seperti merusak tanaman tumbuhan.
Mari bersama-sama kita jaga pelihara dan rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang selayaknya kita mencintai dan menyayangi diri sendiri, keluarga, tetangga, semua makhluk hidup, juga kepada Sang Maha Pencipta (Rabbul alamin), serta alam semesta.
Mari kita bersatu padu untuk selalu berbuat, beramal yang baik kepada sesama.
Ingatlah selalu pesan terindah, “Sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi sesamanya.”***
Malang, 28 Oktober 2021
Artikel ini ditulis oleh SETIA DARMA, Pensiunan pabrik gula,s enang membaca dan menulis.
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Tiga
Cerita Mistis Makam Keramat Murid Pangeran Diponegoro di Sleman
Sumpah Pemuda Terlupakan, Halloween Dirayakan
Untuk Drakor dan Pandemi, Katakan, Saya Tak Ada Waktu untuk Sedih!
Membaca: Memaknai Simbol
Cerita Mistis di Parangkusumo, Kisah Para Pengabdi Ratu Pantai Selatan
Generasi Z, Mari Kita Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia dengan Tiga Sikap!
Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar