Di mana malam Kajeng Kliwon di Bali sangat di sakralkan sama dengan di Jawa Malam jumat kliwon. Salah satu temannya sebut saja Agung, dia mengingatkan semalam apapun mereka beriga harus balik ke rumah Bening, untuk menyalakan menyan madu untuk Ibu, hal yang biasa mereka lakukan tiap malam kajeng kliwon, menyalakan menyan madu di bawah kursi Ibu. Dengan membawakan Ibu bunga sedap malam dan melati kesukaan Ibu.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Punya Rp1,4 Miliar Denda Pajak Berisiko Tidak Tertagih, Ini Penjelasan Kepala Bapenda
Saat itu sudah lewat jam dua belas malam, meraka bertiga berangkat dari rumah Agung menuju rumah bening. Kamar Ibu yang biasa Bening sebut kamar suci ada di lantai dua, Bening, Agung dan Gedhe naik ke lantai dua menuju kamar Ibu, untuk melakukan ritual malam kajeng kliwon.
Saat mereka bertiga masuk ke kamar Ibu, dan kemenyan dinyalakan, asap kemenyan mengepul memenuhi ruangan itu. Di sini keanehan terjadi sewajarnya asap kemenyan itu berbau khas kemenyan madu yang menyengat! Tetapi tidak! Asap yang memenuhi ruangan itu berbau sate kambing yang sedang dibakar!
Agung dan Gedhe nyaris lari ketakutan karena Agung ingat, beberapa waktu yang lalu Ibu minta sate kambing, dan dia lupa! Saat mereka berdua akan lari. Bening menghentikan langkah mereka! Mengapa lari? Ini Ibu! Beliau hanya mengingatkan apa yang beliau minta kepada kita. Perlahan ketakutan mereka turun dan hilang, lalu terbahak bersama. Ibu memang suka bercanda dengan cara yang unik.
Bercanda?? Ah… jangan berhutang janji pada yang Gaib!
Salam damai Semesta…***
Penulis : Nyai Sampur