Katakan, kau telah memasung kedua tanganku dan aku beku, lalu mati kutu, katamu. Ini hanya puisi basi untuk sang maha.
Katakan, kau merasa telah mengikat kedua kakiku, aku diam tak beranjak, aku bodoh, katamu. Ini hanya puisi basi untuk sang maha.
Katakan juga, kau telah sematkan tera hitam di wajahku, akulah sang pendosa, sudah. Ini juga puisi basi untuk sang maha.
Baca Juga: Wanita Jalang
Lalu, izinkan aku berbisik halus menyayat, di antara tungkai mati dan beku dan busuk.
Tungku yang kau sulut dengan bara telah kurendam dalam diam.
Aku ingin mendengar kau juga dapat memasung jiwaku.
Diamku bersama gemuruh angin malam.
Baca Juga: Lelaki di Balik Layar 3
hitam
pekat
hening
Dapatkah kau dengar?
Wahai sang maha segala maha.