Ibu Win bercerita kepada ibu dan Nala. Anaknya yang pertama putus sekolah, mengalah kepada adik-adiknya karena kurangnya finansial mereka. Anak kedua yang tadi pergi bekerja dia masih sekolah, tapi dia berinisiatif bekerja di warung sekitar kampung yang mengupahnya cukup untuk membayar biaya sekolah. Sedangkan anak ketiganya hanya bersekolah dan terkadang membantu ibunya berjualan kue di warung.
Setelah cukup lama berbincang, ibu dan Nala berpamitan pulang. Di perjalanan pulang Nala memikirkan cerita ibu Win tentang anak-anaknya lalu Nala pun sadar kalau dia hidup lumayan berkecukupan tapi ia tidak mensyukurinya. Ibu yang melihatnya melamun bertanya pada Nala.
"Bagaimana? Apa kamu mendapat suatu pelajaran tadi?" tanya Ibu.
"lya, Bu. Selama ini aku kurang bersyukur kepada pemberian Allah," jawab Nala.
"Mereka harus bekerja keras demi bersekolah, bekerja demi mendapat upah untuk makan. Tapi aku, bisa bersekolah dan hidup enak di rumah yang bagus, masih saja malas untuk belajar dan mensyukurinya."sambungnya lagi.
Mendengar itu, Ibu pun tersenyum. Ibu merasa senang karena Nala dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut.
Cerpen ini ditulis oleh Musyarraf
Artikel Terkait
Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang
Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia
Melodi yang Tidak Selesai
Elena Valleta: Si Putri Hutan
Peristiwa Aneh di Rumah Nenek
Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan