“Terima kasih, Bu Kra.”
“Kamu boleh tinggal bersamaku di goa itu selama kau mau,” ujar Bu Kra sambil meraih tangan Putri Mini, lalu menuntunnya masuk ke dalam goa.
Setelah beristirahat dan makan siang bersama Bu Kra, Putri Mini berpamitan ingin berjalan-jalan ke pantai. Ia masih sangat sedih dan terkenang akan ibunya.
“Bu Kra, bolehkah aku pergi ke pantai? Aku ingin mengenang saat-saat bermain bersama Ibu di sana.”
“Hati-hati, ya. Sepertinya langit mulai mendung. Aku khawatir akan turun hujan lebat lagi.”
“Baik, Bu Kra. Aku akan segera kembali ke goa begitu hujan turun.”
*
“Aku rindu padamu, Bu,” bisik Putri Mini sambil menatap lautan lepas, kemudian dengan wajah muram berjalan menyusuri pantai.
Langit semakin gelap, Putri Mini berniat untuk kembali ke goa. Saat hendak berbalik, ia melihat seekor penguin tergeletak tak sadarkan diri. Tubuhnya tertutup pasir yang dibawa oleh ombak. Putri Mini berlari menghampiri.
"Kasihan sekali. Tunggu, ya, Penguin, aku akan menolongmu!" katanya, lalu berlari masuk ke dalam hutan.
Sesampai di dalam goa ia menceritakan apa yang terjadi pada Bu Kra. Tak lama kemudian keduanya kembali ke pantai dan memberikan pertolongan pada Pen, si penguin.
Selama berhari-hari dengan sabar Putri Mini dan Bu Kra merawat Pen. Setiap selesai membantu membersihkan goa, Putri Mini pergi ke pantai menemaninya. Sampai pada akhir minggu kedua, Pen pulih kembali dan dapat berjalan seperti sedia kala.
"Putri Mini, terima kasih atas pertolonganmu," kata Pen saat bermain bersama Putri Mini di pantai.
"Sama-sama, Pen, sahabatku. Aku senang sekali kamu sudah sehat kembali," jawab Putri Mini.
"Kondisiku sudah pulih kembali. Sudah saatnya aku kembali pada keluargaku di Bumi Selatan. Maukah kau ikut bersamaku?" tanya Pen.