Dalam salah satu scene film Agak Laen ditampilkan tokoh Jegel mengencingi kuburan Basuki yang ada di Rumah Hantu dan Basuki menjadi marah, hingga memorak-porandakan Rumah Hantu tersebut. Menjelaskan mengencingi kuburan adalah hal yang dilarang.
Di film Agak Laen ada dua keagamaan, yaitu Islam dan Kristen yang terdapat pada scene saat mereka berdebat untuk mencari orang pintar. Mereka berempat mendebatkan memanggil Ustad atau Pendeta.
Kesimpulan dari film Agak Laen dengan kajian unsur antropologi sastra
Dalam aspek kebudayaan menggambarkan kehidupan modern yang menggunakan bahasa Indonesia bercampur logat Batak, perlengkapan yang modern, mata pencarian yang beragam, dan kepercayaan yang berbeda.
Artikel ini ditulis oleh Aini Riyani, Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.