resensi

Menelusuri Jejak Kearifan Lokal Masyarakat Minangkabau dalam Film Surau dan Silek

Senin, 18 Desember 2023 | 05:19 WIB
Poster film Surau dan Silek (internet)

KLIKANGGARAN -- Hallo Klikers, kali ini kita akan menjelajahi kearifan lokal masyarakat Minangkabau dalam film Silek dan Surau. Perlu diketahui bahwa film Silek dan Surau menggunakan bahasa Minangkabau dalam setiap scenenya.

Bahasa Minangkabau memiliki peran penting dalam mempertahankan dan menjaga warisan budaya yang sering digunakan dalam sastra lisan, tradisi lisan, dan komunikasi sehari-hari komunitas tersebut.

Selain menonjolkan bahasa daerah, film ini juga mengangkat falsafah hidup masyarakat Minangkabau, yaitu tradisi silek.

Tradisi Silek bukan hanya sekedar gerakan seni bela diri. Silet erat kaitannya dengan cerminan nilai-nilai moral, dan spiritual. Dalam Latihan silek seringkali disertai dengan ajaran etika, kejujuran, dan rasa hormat terhadap lawan.

“Silek Minangkabau sebenarnya adalah bagian dari amar maruf, nahi mungkar. lahir silek mencari kawan, batin silek mencari Tuhan.” Menit 57:30

Budaya basilek erat kaitanya dengan budaya surau masyarakat Minangkabau, yang merujuk pada aspek-aspek kehidupan, dan kegiatan sosial.

Sudah menjadi kebiasaan pemuda Minangkabau surau menjadi tempat untuk belajar banyak hal termasuk belajar silek. Film Surau dan Silek mengangkat kembali arti keberadaan surau dalam kehidupan masyarakat Minangkabau sebagai bagian dari budaya.

Film ini juga mengingatkan falsafah silek tidak lepas dari nilai-nilai keagamaan, dan moralitas. Film Surau dan Silek tidak hanya mengangkat nilai-nilai keagamaan tapi juga mengangkat nilai kekeluargaan, dan sosial, yang mana nilai-nilai ini mulai terkikis seiring dengan terlupakannya fungsi surau sebagai tempat berkumpulnya pemuda-pemuda Minangkabau.

[Penulis: Hafiz Renaldy, Mahasiswa Pamulang]

Tags

Terkini