Oleh karena itu, "Laut Bercerita" menjadi lebih dari sekadar novel; ia adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan dan memahami kompleksitas kehidupan melalui bahasa dan simbol yang kaya. Analisis semiotika berdasarkan teori Ferdinand de Saussure menunjukkan bagaimana penanda dan petanda berkolaborasi untuk menciptakan narasi yang kaya dan kompleks.
Novel ini tidak hanya mengisahkan sejarah dan perjuangan, tetapi juga mencerminkan pengalaman manusia yang universal tentang kehilangan dan keteguhan hati.
Dengan memanfaatkan simbol-simbol seperti laut, darah, mata, dan pohon, Chudori menggambarkan kedalaman emosi dan makna yang ada dalam perjuangan melawan penindasan.
Melalui pendekatan semiotika ini, pembaca dapat merasakan dan memahami kompleksitas dari cerita yang disampaikan, menjadikan "Laut Bercerita" sebagai karya sastra yang tidak hanya menggugah tetapi juga mendalam secara emosional.
Artikel ini ditulis oleh Aini Dhuha Hidayah, Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Representasi Kejiwaan Tokoh Utama Film "The Night Comes for Us"
Memaknai lirik lagu pada "Gala Bunga Matahari" Sal Priadi
Bedah Antropologi pada Film "KKN di Desa Penari": Sebuah Analisis
Peran Budaya dan Sosial dalam Novel 'Saman' Karya Ayu Utami
Eksplorasi Mendalam dalam Novel “Pulang” Karya Tere Liye: Analisis Struktural
Ekspresi Konflik Keluarga dalam Cerpen Saat Ribuan Manusia Berbaris di Kotaku Karya Okky Mandasari: Teori Ekspresif M.H. Abrams
Analisis Semiotika Novel 'Retak' Berdasarkan Teori Roland Barthes: Sebuah Telaah