Novel 'Ayahku Bukan Pembohong' Karya Tere Liye: Analisis Tokoh Introvert Melalui Lensa Sigmund Freud

photo author
- Kamis, 28 Maret 2024 | 05:34 WIB
Cover Ayahku bukan Pembohong (Lazada)
Cover Ayahku bukan Pembohong (Lazada)


KLIKANGGARAN -- Novel Ayahku Bukan Pembohong karya Tere Liye merupakan karya sastra yang menggugah banyak emosi dan pemikiran, terutama dalam menggambarkan kompleksitas psikologis tokoh-tokohnya.

Dalam analisis ini, kita akan fokus pada tokoh introvertnya, memahami perjalanan batinnya melalui lensa teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang anak bernama Bintang yang tumbuh dalam ketidakpastian mengenai identitas ayahnya.

Konflik internal yang dialaminya memuncak ketika ia mencoba mengungkap kebenaran tentang ayahnya yang selama ini dianggapnya sebagai seorang pembohong.

Tokoh introvertnya, yang akan kita fokuskan, adalah Bintang sendiri, yang melalui narasi internalnya memperlihatkan perjalanan kompleks menuju pemahaman diri dan masa lalunya.

Dalam teori Freud, ada tiga bagian struktur kepribadian yaitu id, ego, dan superego. Dalam konteks Bintang, tahap kesadaran dan ketidak-sadaran terlihat dalam perjuangannya mencari kebenaran tentang ayahnya.

Baca Juga: SPSL Lakukan Persiapan Jalan Tol Cibitung - Cilincing Sambut Arus Mudik Lebaran 2024

Pencarian ini mencerminkan konflik antara keinginan untuk mengetahui kebenaran (ego) dan ketidaknyamanan terhadap kenyataan yang mungkin mengganggu (superego).

Freud menunjukkan bahwa proses terapi psikoanalisis memerlukan pasien untuk melepaskan pertahanan dan resistensi mereka.

Dalam kasus Bintang, perjalanan melawan perasaan takut dan ketidakpastian terhadap masa lalunya adalah proses melepas pertahanan yang dialaminya. Dia harus menghadapi ketakutan terdalamnya untuk dapat menerima kenyataan.

Dalam psikoanalisis, impian dianggap sebagai jendela ke alam bawah sadar. Freud memandang impian sebagai ekspresi dari keinginan terdalam yang tersembunyi.

Dalam novel ini, impian Bintang mungkin menjadi kunci untuk memahami konflik batinnya dan keinginan tersembunyi yang belum terungkap.

Konsep ketidaksadaran Freud mengacu pada bagian pikiran yang tidak dapat diakses secara langsung oleh individu, tetapi mempengaruhi perilaku dan pemikiran mereka.

Dalam konteks novel ini, ketidaksadaran Bintang mungkin mencakup ingatan traumatis atau perasaan yang terkubur yang mempengaruhi interaksi dan persepsi dirinya terhadap dunia.

Dalam psikoanalisis, inkonsistensi perilaku sering kali dilihat sebagai manifestasi konflik internal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X