Kasus Ucapan Edy Mulyadi yang Menghina Warga Kalimantan Naik Penyidikan, Jumat 28 Januari Edy akan Diperiksa

KLIKANGGARAN – Mabes Polri bergerak cepat menindaklanjuti laporan masyarakat terhadap Edy Mulyana yang dituduh menghina warga Kalimantan dalam ucapannya yang viral di media sosial.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Polisi Ahmad Ramadhan seperti dikutip dari PMJ News mengungkapkan, kasus yang menjerat Edy Mulyadi telah naik ke penyidikan. Peningkatan status itu dilakuan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap 15 orang saksi dan 5 saksi ahli.

"Perkara ujaran kebencian yang dilakukan saudara EM ditingkatkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu (26/1/2022).

Brigjen Polisi Ramadhan menambahkan, pihaknya telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Agung perihal perkara Edy Mulyadi yang masuk dalam kategori ujaran kebencian itu.

Baca Juga: Bensa atau Bensin Sawit Mulai Diuji Coba, Segera Diproduksi, Apa Keunggulan Bensa Dibandingkan Bensin Biasa

Baca Juga: Kak Seto Trending di Twitter Warganet Puji Kondisinya Saat Ini, Bagaimanakah Kehidupannya?

"Juga telah dibuat surat pemanggilan terhadap saudara EM sebagai saksi serta beberapa orang lainnya untuk hadir pada Jumat (28/1/2022) mendatang," jelasnya.

Edy Mulyadi menjadi sorotan usai melontarkan ucapan 'Kalimantan tempat Jin Buang Anak' dan 'Macan Mengeong' berkaitan dengan ketidaksetujuannya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Ucapan Edy Mulyadi telah menyinggung masyarakat Kalimantan Timur dan dan sejumlah pendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca Juga: Dua Santriwati di Banyumas Ngaku Diculik dan Diperkosa. Polisi Ungkap Kebohongannya. Alasannya Mengejutkan!

Baca Juga: Kesal 2 Tahun Gajinya Tak Dibayar, Guru Honorer ini Nekad Bakar Sekolahnya, Pelaku Ditangkap Polisi

Terkait ucapannya itu, Edy Mulyadi telah dilaporkan oleh sejumlah pihak. Tercatat ada sekitar 3 laporan, 16 aduan serta 18 pernyataan sikap dari ucapannya itu.**