Baca Juga: Gempa Bumi di 113 Km Barat Laut Larantuka NTT, Waspada Tsunami Sudah Berakhir, Kata BMKG
Dengan demikian begitu krusialnya untuk kaum pelaut Indonesia mengangkat harkat, martabat, dan derajat dirinya ditengah overlaping yang mencari lapangan kerjanya. Agar terjadi perubahan dan perbaikan, tidak lagi termarjinalkan, dianaktirikan, dijadikan obyek penderita, lahan basah, sapi perah serta pembiaran 'sertifikat IMO gaji Antimo'.
Di Komunitas Pelaut Senior menurut Penasehatnya Binsar Effendi Hutabarat, hanya berharap bersatulah wahai para sahabat pelaut Indonesia. Tidak akan ada yang merubah nasib kita jika bukan dari kita sendiri, tapi dengan catatan harus bersatu.
"Mari janganlah bawa egoismenya dan hindari herois diri karena merasa kuat, merasa mandiri. Merasa bisa memberikan perlindungan dan pembelaan. Tapi pihak pemerintah dalam konteks ini Ditjen Hubla Kemenhub, kiranya belum ada setetes sentuhan konkret untuk mengurusi keberadaan pelaut yang harusnya diurus sebagai kewajiban dan tanggungjawab para pejabat tersebut. Mari bangkit dan bersatulah. Ini harapan kita di Komunitas Pelaut Senior. Mohon maaf dan maklumnya jika kurang berkenan," pungkas Penasehat Komunitas Pelaut Senior Binsar Effendi Hutabarat yang didampingi Hasoloan Siregar dan Teddy Syamsuri menyudahi rilisnya.
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*
Artikel Terkait
Alamak, Apa Pasal Ketua KPI, Agung Suprio, Batal Naik Panggung? Eh, Panggung Apa Ya?
Kekuasaan, Politik, dan Uang Akankah Digunakan Presiden KPI untuk Maju Kandidat Ketum KSPSI Tahun 2022?
Dirgahayu HUT Pertamina ke-64, eSPeKaPe: Utamakan Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat
Pertamina Bertransformasi, eSPeKaPe: Silakan, Asal Jangan Tercerabut dari Amanat Konstitusi Negara
Kematian Ricky Salaka di Rutan Salemba, KPI: Siapa yang Bertanggung Jawab? Polda atau Mathias Tambing?
Terkait Tuntutan FSPPB, eSPeKaPe Meminta Internal Pertamina Jaga Harmonisasi, Bukan Arogansi