KLIKANGGARAN-- Tanggal 20 Oktober 2021 ini bertepatan dengan 7 tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintah Indonesia, dan 2 tahun Pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Ada sejumlah catatan yang diberikan Direktur Eksekutif Socio-Economic Educational Business Institute (SEEBI), Dianta Sebayang, yang perlu disiapkan Pemerintahan Jokowi.
Dianta Sebayang menyebut Pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin perlu mengantisipasi sektor ekonomi dan pendidikan.
Selain itu, Pemerintah Jokowi - Ma'ruf Amin harus memprioritaskan dan mempersiapkan perekonomian nasional agar bersiap menghadapi kondisi pasca pandemi, dimulai dengan enrgi, ungkap Dianta, pada Selasa (19/10/2021).
Baca Juga: Masyarakat Tidak Makan Aspal, Apakah APBN Pro Rakyat? Kenapa Banyak Dibangun Jalan Tol?
Indonesia ke depan akan menghadapi tantangan peningkatkan kebutuhan energi nasional. Pada sisi lainnya, utang perusahaan yang telah meningkat tajam selama pandemi yang mengakibatkan akan kesulitan mendapatkan modal kerja baru.
"Terutama bagi pelaku UMKM masalah modal kerja dan kesediaan bahan baku kerja akan menjadi tantangan tersendiri, apalagi mayoritas tenaga kerja kita bekerja di sektor UMKM. Terjadi pergesaran antara pekerja formal menjadi informal, di mana sekarang lebih banyak pekerja informal,” katanya, dikutip dari kabar24.bisnis.com dalam artikel "Tujuh Tahun Pemerintahan Jokowi, SEEBI: Pekerjaan Rumah Masih Banyak".
Selain itu, pemerintah tetap perlu mengatasi masalah learning loss. Penyebabnya, laporan dari UNICEF menyatakan, bahwa dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 18 bulan terakhir, siswa mengalami ketinggalan materi sekitar 0,9 tahun dari pembelajaran mereka.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Putri Penyanyi Lawas Nia Daniaty, Olivia Nathania alias Oi
“Sekarang PTM dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk memperkecil dampak learning loss, tetapi ada sekolah-sekolah yang masih belum siap dan mungkin belum percaya diri untuk menerima siswa karena kekurangan fasilitas dan tidak mampu,” ujarnya.
Dia melanjutkan, tantangan lainnya adalah orang tua mungkin belum mau membolehkan anak-anaknya untuk kembali ke sekolah. Kemudian, guru yang masih menjalani proses penyesuaian karena learning loss.
“Mereka [guru] harus menyesuaikan pelajaran berdasarkan kemampuan anak-anak. Ini akan makan banyak waktu karena mungkin mereka harus memetakan learning lossnya dulu untuk kemudian membuat materi-materi yang relevan,” katanya.
Baca Juga: Bripka Ambarita Dimutasi, Warga Jakarta Timur Mengucapkan Terima Kasih Atas Jasa Bripka Ambarita
Terakhir, dia melanjutkan, hingga akhir 2021, yang menghantui Indonesia semua adalah potensi terjadinya gelombang Covid-19 ketiga pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang pasti akan menyulitkan, jika tidak diantisipasi dan dimitigasi dengan baik.***