peristiwa-daerah

Sayuti Dekan UIN STS Jambi Sebut Ada Tiga Alasan Kenapa Maulid Nabi Muhammad Saw Perlu Diperingati

Selasa, 19 Oktober 2021 | 21:04 WIB
Sayuti Dekan UIN STS Jambi Sebut Ada Tiga Alasan Kenapa Maulid Nabi Muhammad Saw Perlu Diperingati (Facebook Sayuti Una)

KLIKANGGARAN -- Kenapa perlu untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw? Ada tiga alasan bagi umat Islam untuk selalu memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.

Ketiga alasan dasar memperingati Maulid Nabi Muhammad saw antara lain atas dasar keimanan, atas dasar pemahaman terhadap ajaran beliau, dan atas dasar pengharapan terhadap syafaat beliau.

Alasan memperingati Maulid Nabi Muhammad saw disampaikan oleh Dekan Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Dr. Sayuti, S. Ag., M. H melaui akun Facebook pribadinya @sayutiUna pada Selasa (19/10/2021).

Baca Juga: Denmark Open 2021, Tommy Sugiarto, Pasangan Greysia dan Apri Melaju ke Babak 16 Besar

Jebolan Jurusan Hukum Tata Negara (HTN) di Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung, memaparkan alasan yang pertama, adalah atas dasar keimanan. Pada alasan ini, menurut nya pemahaman lebih lanjut tentang sepak terjang, apalagi yang bersifat pribadi beliau, tidaklah begitu penting. Karena yang terpenting adalah pengakuan terhadap kenabian dan kerasulan beliau. 

Hafal atau tidak dari keturunan mana, bangsa mana, bagaimana bentuk tubuhnya, pakaiannya, dan lainnya, bukanlah hal yang utama bagi ummat Islam. 

Tetapi pengakuan bahwa Muhammad Saw adalah Nabi dan Rasul Allah yg diperintahkan untuk membawa ajaran bagi ummat Islam, merupakan perkara ta'abbudi, yang harus diterima secara sami'na wa atho'na.

Implementasinya, dalam hal ini, dilakukan dengan mengucapkan dua pengakuan (dua kalimat syahadat) dan sekaligus meyakini secara kukuh, yakni bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Baca Juga: Hebat, Penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) 2021 Diborong Jateng

Yang kedua, atas dasar pemahaman terhadap ajaran beliau. Pada alasan ini, ummat Islam mesti mempelajari, menganalisis, serta mempraktikkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw. Tahap mempelajari berbeda dengan tahap  menganalisis, dan juga berbeda dengan tahap mempraktikkan. 

Jika dikaitkan dengan filsafat ilmu, tahap mempelajari identik dengan tahap ontologi. Pada tahapan ini, semua biografi sejarah, ajaran dan prilaku Nabi Muhammad Saw boleh dipelajari. 

"Misalnya ketika kita membaca Kitab Al Barzanji, disitu dapat ditemui biografi beliau secara luas, bahkan sampai ke bentuk fisik beliau pun diceritakan. Demikian pula upaya mempelajari ajaran beliau yang dilakukan melalui Kitab-kitab Hadits, serta prilaku beliau yg dinukilkan oleh para sahabat. Jelasnya semua yang berhubungan dengan Nabi Muhammad Saw boleh dipelajari," paparnya.

Namun pada tahap menganalisis ajaran beliau, perlu dilakukan kajian dan pemilahan secara mendalam. Tahap analisis yang identik dengan tahap epistemologi, dimana ummat Islam harus bisa mengkaji dan memilah mana ajaran yang wajib, sunat, mubah, makruh dan haram. 

Baca Juga: Uji Coba PPKM Level 1 di Blitar Jatim Sukses, Apakah PPKM akan ditiadakan?

Halaman:

Tags

Terkini