Jimbo menawarkan data tersebut senilai USD 74.000 atau hampir setara Rp 1,2 miliar
Pada tangkapan layar yang lain, Jimbo menunjukan telah berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id.
Jimbo menggunakan metode phishing, social engineering atau melalui malware.
Kejadian ini menunjukkan, dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut, Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya.
Menurut Pratama Persadha, pencurian data pemilih ini tentu akan berbahaya karena bisa terjadi kemungkinan hasil rekapitulasi penghitungan suara bisa diubah secara tidak bertanggungjawab.
Dampak ini jelas mencederai pesta demokrasi yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
"Sambil melakukan investigasi, ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali," saran Pratama.**
Artikel Terkait
Mahfud MD Sebut Identitas Bjorka Sudah Mulai Teridentifikasi, Siapa Sosok Hacker Itu Sebenarnya?
Senggol Hacker Bjorka, Mahfud MD Sebut Tidak Ada Apa-Apanya, Ngungkap Nama Ibunya pun Salah: Ngarang Dia!
Heboh Aldi Taher Nyaleg dari Dua Partai, Begini Tanggapan Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Sah, KPU Tetapkan Capres - Cawapres 2024