“Untuk 12.500 guru yang belum D4 atau S1, masing-masing Rp3 juta per semester dan informasi yang saya terima, semua sekarang sudah mulai kuliah dengan sistem RPL, Rekognisi Pembelajaran Lampau,” paparnya.
“Harapan kami, kami dalam setahun program ini selesai dan mudah-mudahan bisa diwisuda pada tahun yang akan datang,” tambahnya.
Baca Juga: Heboh, Tanah Warga Beralih Nama Tanpa Transaksi, Kantor Pertanahan Manggarai Barat Dipertanyakan
Menag: Kesejahteraan Guru Jadi Prioritas Nasional
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menilai kenaikan tunjangan guru honorer menunjukkan perhatian besar Presiden Prabowo Subianto terhadap kesejahteraan tenaga pendidik.
Menurut data Kemenag, tunjangan profesi guru non-PNS juga dinaikkan dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan.
“Guru dan dosen adalah ruh pendidikan. Ketika mereka sejahtera dan dihargai, maka pendidikan agama akan bermartabat, dan bangsa akan berkarakter,” ujar Nasaruddin di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Selain itu, Kemenag memperluas akses pendidikan tinggi dengan memberikan berbagai jenis beasiswa, di antaranya 156.581 Beasiswa KIP Kuliah, 6.453 Beasiswa Indonesia Bangkit, dan 2.270 Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).
Program ini juga inklusif karena menyasar berbagai kalangan, termasuk 329 mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) serta 153 penerima beasiswa zakat di 21 kampus negeri dan swasta.**
Artikel Terkait
Guru SLB-A Jakarta Nilai Smart Board dari Pemerintah Tingkatkan Akses Pendidikan Tunanetra, Apresiasi Presiden Prabowo
Inilah Cara Pemerintah Tutup Celah Distribusi MBG, dari Insentif Rp100 Ribu untuk Guru hingga Peran Kader Posyandu
Uji Materi UU Hak Keuangan di MK: Pemohon Soroti Hak Pensiun Anggota DPR dan Ketimpangan dengan Guru Honorer