(KLIKANGGARAN)--Setelah WTI Crash, kini Brent pun mulai crash. Harga terendah sejak 18 tahun terakhir. Dari Amerika Utara hingga Asia, kini berjibaku mencari tempat menyimpan komoditas. Kilang dimana-mana sudah penuh dan kapal-kapal tanker kini menjadi rebutan. North Sea telah menjadi tempat parkir tanker-tanker berisi minyak dan avtur.
Broker-broker minyak dan lobbyist kini diuji skillnya untuk meloloskan kontrak jual beli. Over supply dan tidak ada industri yg menyerap karena kebijakan lock down di berbagai belahan dunia, memperburuk situasi. WTI atau US Oil akan semakin tertekan karena Saudi Arabia kembali mengirim minyaknya ke AS.
Salah satu port yang dikejar oleh para produsen untuk menyimpan minyak saat ini adalah Singapura. Nah, saatnya mengambil kesempatan untuk mengamankan cadangan energi nasional kita. Timing is everything.
Jangan sampai kejebak permainan spekulan-spekulan yang memanfaatkan asymetric information dalam situasi semi chaos seperti ini. Jeli jeli jeli....pikirkan cadangan energi kita yang vital & strategis untuk semua. Bukan margin semata.
Pak Presiden, jika sekedar untuk mengejar janji kampanyemu, mohoonn pertimbangkan pola belanja pengelolaan dampak covid. Semua ya harus mau berkorban. Daripada 5.6 triliun digunakan untuk belanja yg masih penuh perdebatan, segera di investasikan untuk mengembangkan jalur logistik pangan nasional dan mengamankan cadangan energi nasional. First thing first.
Sebuah artikel opini yang ditulis oleh Arum Kusumaningtyas, pengamat masalah internasional dan kebijakan