Siapa sih yang gak kenal air kelapa dan air jahe? Harganya berapa coba? Tentu murah, ya. Bahkan di pelaku industri kopra di Sulawesi yang pernah saya lihat langsung, airnya dibuang lho. Sayang banget tuh.
Coba lihat deh foto dalam tulisan ini. Dengan sedikit sentuhan inovasi teknologi, khususnya dengan proses karbonasi, jadi deh minuman ciamik banget kan. Nah, itu minuman karya Vietnam dengan sparkling Coconut Water & Ginger Beer nya Thailand. Yaitu, duo jenis bahan yang ngehits dan kekinian banget sekarang. Tolong dicatat juga, ternyata air Jahe mulai merangsek naik di pasar West Coast AS. Bukan hanya enak, nilai tambah lainnya adalah untuk kesehatan, kecantikan, dan pengurang berat badan.
Okay, minuman karbonasi itu macam minuman soda seperti Coca Cola, Pepsi, Beer, dkk itu.
Tentu saja, proses karbonisasi pada minuman itu memang tidak murah. Contohnya, Pemkab Wonosobo c.q. Dinas Koperasi & UKM pernah coba mengembangkan minuman karbonasi berbasis Carica.
Tetapi, selain investasi mesin yang mahal, proses produksi menuju titik siap di karbonasi juga masih menjadi PR besar. Lantas, minuman karbonasi juga membutuhkan kemasan khusus. Kalau gak botol ya kaleng alumunium yang kita lihat deh. Sudah sempat bekerja sama dengan Coca Cola Company di Ungaran, Jawa Tengah untuk peningkatan kualitas produksi. Tapi ya jadi cuman rencana aja. Kenapa tidak jalan? Ada banyak cerita di balik layar deh pokoknya.
Minuman karbonasi memang ceruk marketnya di Indonesia tumbuhnya hanya di angka 2 % di 2018. Angka pertumbuhan industri minuman karbonasi di Indonesia tertinggi di tahun 2009, di mana saat itu industri ini menorehkan angka pertumbuhan 15.3%, jika kita telisik lebih lanjut ya karena perubahan kebijakan gula di Indonesia. Terkait rafinasi. Dan setelah itu cenderung menurun angka pertumbuhannya karena minuman karbonasi masih dianggap 'mahal'.
Ya, jangan heran. Setelah itu coca cola dan kawan-kawannya mengeluarkan kemasan 3000 an kan. Belum ampuh mendongkrak pasar di Indonesia, tetapi memang Indonesia tetap jadi pilihan produsen F&B ini.
Kenapa? Catat, bahan baku Coca Cola cs ini 80% gula rafinasi. Dan kebijakan gula industri ini di Asia Tenggara yang paling longgar sehingga tentu saja menguntungkan bagi perusahaan F&B yg butuh bahan baku banyak. Ingatlah, gula itu bisnis manis.
Dampaknya? Jangan harap minuman karbonasi berbasis bahan baku lokal macam air kelapa dari Vietnam & air jahe dari Thailand bisa muncul di Indonesia. Padahal Indonesia itu gudangnya bahan baku yang luar biasa untuk Minuman Karbonasi. Sebut aja nira aren, carica, kelapa, jahe, kunyit, teh, dan buah-buah lokal macam cempedak. Susah ya, tapi wait, tapi bukan berarti tidak bisa.
Sebuah artikel opini dari Arum Kusumaningtyas, pengamat masalah internasional dan kebijakan publik.