Jakarta,Klikanggaran.com - Situasi saat ini, ketahanan Stock dan Supply sangat rendah, sehingga bisnis dan masyarakat pemakai produk kilang resikonya tinggi. Akhirnya cost financing pembangunan bisnis produksi akan tinggi (misalnya pembangunan pabrik, infrastruktur dan lainnya). Finalnya produksi Indonesia akan kalah bersaing di dunia global, termasuk kalah bersaing di negeri sendiri. Harga produk BBM relatif tinggi, dikarenakan diproduksi oleh kilang yang relatif tua dan sebagian masih impor (dikirim dari Luar Indonesia)
Hemat saya, yang Segera dikerjakan Indonesia adalah upgrading atau peremajaan kilang milik Pertamina dan pembangunan kilang baru. Tantangan ipgrading kilang dan pembangunan kilang baru, mmbutuhkan Pendanaan yang besar, Indonesia dan Pertamina tidak memiliki minyak bumi atau crude oil sebagai feedstock upgrading yang termasuk peningkatan kapasitas Kilang dan feedstock untuk Kilang baru.
Untuk itu, strategi yang harus dilakukan adalah mencari mitra pendanaan dan mitra pemasok crude oil, mengintegrasikan kondisi Indonesia saat ini (produksi produk kilang saat ini, Distribusi, Retail serta penjualan produk kilang) dengan strategi dan rencana investor yang tertarik investasi dalam pembangunan kilang di Indonesia.
Catatan kegagalan investor upgrading dan pembangunan kilang di Indonesia, yakni belum ada program dan rencana Pemerintah Indonesia dan/atau Pertamina memanfaatkan atau membeli produk kilang yang akan dibangun Investor. Indonesia tidak atau belum memiliki keunggulan yang bisa dijual untuk mengundang investor membangun kilang tanpa Indonesia memanfaatkan atau membeli produk kilang yang akan dibangun.
Investor akan memilih melakukan investasi membangun kilang di luar Indonesia dan hanya memasok atau mengirim produk kilang ke Indonesia dari luar Indonesia, dengan kesengajaan hingga saat ini Indonesia tidak serius mengundang investor untuk membangun kilang di Indonesia? Atau belum paham?
Akibat dari kegagalan pembangunan kilang di Indonesia adalah ketahanan Stock dan Supply produk kilang di Indonesia rendah, harga produk kilang di Indonesia relatif mahal dan beban impor produk kilang semakin berat, salah satu pemacu utama terjadinya defisit neraca perdagangan
Penulis: Abimanyoe Sapoetra