Balada Sitty KPAI, Bak Duri Dalam Daging

photo author
- Rabu, 26 Februari 2020 | 11:18 WIB
PicsArt_02-26-11.16.12
PicsArt_02-26-11.16.12


Jakarta,Klikanggaran.com - Nama Sitty yang salah satu Komisioner KPAI kini mendadak viral. Bukan hanya diberitakan dalam negeri tapi juga media luar negeri. Sitty terus berpolemik dalam hidupnya. Berawal dari dipecat Ahok karena keluyuran saat ujian nasional hingga menjadi bulan-bulanan terkait PB Djarum. Kini Sitty kembali menjadi artis yang paling dicari. Bahkan kepopulerannya mengalahkan kandidat capres sekalipun.


Sitty dengan sederet gelar akademi membuktikan kalau kualitas manusia tak bisa dinilai dari gelar akademi. Apalagi penilaian dari sekedar retorika. Contoh gamblangnya yang saat ini memimpin Ibukota dengan retorika hingga menyebabkan banjir di mana-mana.


Masih ingat bagaimana Sitti berkonflik dengan PB Djarum. Sitty mengeluarkan jurus kampanye anti rokok untuk mencegah anak-anak mendapat pelatihan bulu tangkis. Sitty dan KPAInya lupa kalau PB Djarum hanya menyeponsori anak-anak agar bisa terlatih bulutangkis hingga kelas dunia. Mereka memaksakan tak usah ada embel-embel Djarum padahal justru merekalah sponsornya. Lagian tak boleh ada anak yang merokok sebagai penerima beasiswa. Kalau ini dikatakan sebagai kampanye terselubung memangnya kenapa?


Justru Sitty dan KPAI yang mendapat tanda tanya. Kenapa rokok kretek saja yang diserang, kenapa Djarum dengan niat sponsor olahraganya, kenapa bukan Sampoerna. Sitty dan KPAI harus jujur kalau mereka juga mengkampanyekan obat farmasi anti rokok. Alih-alih menyejahterakan petani tembakau dan usaha lokal. Sitty dan teman-temannya justru membuka karpet bagi industri asing dan mematikan bisnis dalam negeri. Ini makanya beredar sumbangan dalam jumlah fantastis dari Bloomberg untuk kampanye anti rokok yang salah satunya masuk KPAI.


Sitty dengan fenomenalnya menyambar kampanye anti rokok yang entah disponsori siapa. Akibatnya secara tak langsung olahraga bulutangkis jadi korban. Indonesia terancam tak lagi bersinar. Ini semua karena keserakahan Sitty dan teman-temannya.


Setelah merusak bulutangkis dengan rokok, kini Sitty kembali berulah. Tujuannya kali ini di olahraga renang. Sitty mengeluarkan temuan fenomenal kalau kemungkinan hamil bisa terjadi kalau perempuan berenang satu kolam dengan laki-laki. Sitty memang edan, segala nalar dan logika ia terjang.


Sitty tak sendiri karena bagaimanapun KPAI masih menaungi. Tapi bualan Sitty kali ini bak senjata makan tuan. Tak ada pihak yang bisa ia salahkan seperti PB Djarum. Akhirnya peluru Sitty kembali menembus otaknya. Sitty jadi bulan-bulanan yang tak ada habisnya. Sitty dianggap tak pantas menerima gaji fantastis dari pemerintah. Alih-alih dapat 21 juta, Sitty harusnya hanya digaji UMR dengan segala kapasitas penuh retorikanya.


Sitty kini berharap cemas, seruan pecat Sitty mulai membludak. Media sosial menjadi peluru menyerang Sitty dari berbagai penjuru. Segala macam masa lalunya mulai diungkap. Mulai dari pecatan kepala sekolah hingga dinggap tak cocok jadi komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia.


Jawabannya hanya satu, KPAI harus segera menendang Sitty. Itu kalau KPAI masih mau menyelamatkan muka Sitty. Sekali lagi Sitty membuat polemik, tak hanya dirinya tapi karir KPAI juga akan tamat.


Terima kasih Sitty karena kau muncul dengan berbagai kontroversi. Dari sini masyarakat bisa mengevaluasi apakah KPAI sudah bekerja sebagaimana mestinya. Seharusnya pemerintah tak serta merta memberikan gaji tinggi tanpa ada terget yang pasti. Kedepannya seleksi KPAI bisa dilakukan oleh pemerintah pusat agar sesuai kebutuhan lapangan.


KPAI harus diberi target berapa jumlah anak-anak yang harus diberi perlindungan. Dengan adanya KPAI seharusnya sudah ada lagi cerita anak di jalanan yang meminta atau mengamen. Tak ada lagi cerita anak yatim piatu yang terlantar. Tak ada lagi cerita anak berkebutuhan khusus yang masih terkatung-katung. Melihat kondisi sebagaian besar anak-anak yang tak terurus, seharusnya KPAI mendapat rapor merah. Mereka harus tunjukkan kinerjanya dengan angka dan data. Ini harus merata di seluruh Indonesia.


Kalau KPAI mendapat target jelas dan seleksi personal ketat berikut pengawasan pusat, saya yakin tak ada cerita aneh dari KPAI. Tak ada komisioner mendadak artis seperti Sitty. Termasuk tak ada cerita polemik dengan PB Djarum terkait olahraga hingga pernyataan renang sebabkan kehamilan. Justru pernyataan ngaco Sitty yang menyebabkan mereka yang hamil di luar nikah karena pergaulan bebas bisa dengan mudah menyalahkan olahraga renang. Semoga artikel ini sampai ke pusat dan menjadi bahan renungan bagi KPAI.


Penulis: Niha Alif


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X