Arang di Dalam Kopi

photo author
- Selasa, 7 Juni 2016 | 01:53 WIB
images_berita_kTKB84R9c
images_berita_kTKB84R9c

Jakarta, KlikAnggaran.Net- Kopi arang atau kopi Joss sangat terkenal di Yogyakarta. Hal uniknya, sebelum disajikan kopi ini ditambahkan bara api ke dalam gelas. Bubuk kopi dicampur dengan gula, kemudian air panas dituang dari ketel besi, diikuti dengan memasukkan bahan utama yaitu arang yang masih membara. Katanya, arang membantu menetralisasi asam lambung dan sudah lama menjadi obat bagi masalah gas dan kembung.

 

Biasanya sekitar pukul 17.00 sampai dini hari, orang duduk lesehan di depan warung kopi joss sambil berbincang-bincang. Lucunya, bagi penulis yang baru saja mencoba kopi tersebut, sebelum ia mencoba, banyak yang berkata, “Buat apa minum kopi joss, rasanya begitu saja, pahit.” Ternyata ketika ia sudah berusaha untuk mencicipinya, jauh sekali dengan yang orang-orang katakan.

Terkadang kita terhalangi oleh persepsi diri kita sendiri ataupun opini dari orang lain sebelum melakukan sesuatu. Kita sudah memberikan batasan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu atau karena perkataan orang lain kita langsung merasa takut, cemas, dan gundah gulana, dan lainnya. Padahal mencobanya pun belum. Atau, kita baru mencobanya satu kali, kemudian merasa bahwa aromanya tidak enak sedikit langsung berhenti untuk mencoba kembali.

Padahal jikalau kamu belum mencoba ternyata rasanya manis, kamu dapat berkata, “Syukurlah.” Dan, jika ternyata rasanya belum enak, kamu mungkin dapat menambahkan sedikit gula, atau membuat resep baru dari pengalaman mencicipimu. Selalu dan selalu ada cara selama kita mau mencoba.

Hal inipun berlaku bagaimana kamu mengenal orang lain. Jikalau orang lain sudah berkata, “Wah dia orang jahat, kemudian akankah kamu mundur.”

Karena di balik sebuah kopi hitam berisi arang, pasti tersembunyi manfaat di dalamnya. Begitupun, di balik sisi buruk seseorang, jika kita mau belajar, memahami, dan menggali lebih dalam sebenarnya akan selalu ada sisi terang dalam dirinya.

Karena sifat dasar manusia adalah baik. Tinggal diri kita sendiri sebagai manusia mau atau tidak memunculkan budi pekerti baik dan kompetensi dalam diri kita atau mau tidak kita melihat sisi baik dari semua manusia. Percayalah, jika kamu mengubah pola pikirmu bahwa semua manusia itu memiliki jiwa yang baik, maka setiap hari yang akan kamu lihat adalah sisi baik dari manusia.

Terakhir, meminum kopi ini juga dapat mengingatkan kita akan nilai dari sebuah kesederhanaan. Bahwa untuk merasa bahagia tidak perlu hal-hal dengan label harga selangit, namun sesuatu yang sederhana, jika kita mau belajar untuk menikmati dan mensyukurinya 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Shinni

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X