Klikanggaran.com (22/10/2017) -- PEMERINTAH telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan tersebut merupakan perwujudan janji Presiden Joko Widodo semasa kampanye. Tentu saja kita gembira, sebab Jokowi sudah menepati janjinya. Tetapi, yang lebih menggembirakan lagi adalah bahwa penetapan tersebut sekaligus dapat ditafsirkan sebagai pengakuan Negara terhadap konstribusi besar yang diberikan kaum santri bagi bangsa dan negara. Saya pikir, selama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, kaum santri memiliki andil yang besar terhadap perjalanan negara ini. Jadi, salah besar jika melihat kontribusi kaum santri semata-mata kepada Revolusi Jihad. Namun, Revolusi Jihad tetap akan kita catat sebagai peristiwa paling heroik dari kaum santri ini.
Kaum santri selalu diidentikkan dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Padahal, kita melihat ada juga organisasi Islam lain yang memiliki atau melabelkan lembaga pendidikannya dengan sebutan pesantren. Artinya, organisasi tersebut pun melahirkan santri-santri. Hanya saja, harus diakui kiprah alumnus pesantren-pesantren NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terlihat lebih mendominasi dibandingkan dengan alumnus lain. Salah satu sebabnya adalah pesantren NU, yang lebih banyak secara kuantitas dan memiliki jaringan terluas.
Santri bisa dipastikan sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menyadari pilihan terhadap ideologi Pancasila dalam berbangsa dan bernegara adalah final. Tentu saja, kecintaan dan pilihan tersebut memiliki konsekuensinya. Namun, kita bisa saksikan bahwa kaum santri sudah menanggung konsekuensi tersebut. Ketika paham radikalisme menyeruak di jantung negeri Islam terbesar dan paling toleran di muka bumi, santri tampil berhadapan dengan pengusung ideologi tersebut, sekalipun seorang diri dan dengan fitnah yang tiada henti.
Santri zaman now semestinya berbeda dengan santri zaman dulu. Santri zaman now tidak sekadar mengaji dan mengkaji kitab kuning saja, tetapi harus melek juga terhadap persoalan politik ekonomi, dan bahkan teknologi. Dalam perspektif kami, santri harus mengerti anggaran dan penganggaran yang transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas. Santri harus menyadari bahwa sekarang Belanda sebagai reprenstasi penjajahan sudah angkat kaki dari bumi kita, tetapi sayangnya korupsi kian jadi tradisi para pejabat negeri.
Kini, saatnya kaum santri buktikan diri sebagai barisan kokoh melawan korupsi.
Selamat hari Santri Nasional, selamat berjihad melawan korupsi!
@mangkamil; founder Klikanggaran.com