opini

Matematika Diskrit: Seni Berpikir Logis yang Mengubah Cara Saya Memandang Angka

Senin, 14 Juli 2025 | 09:45 WIB
Ilustrasi (Sumber: Freepik)

KLIKANGGARAN -- Dari berbagai mata kuliah yang saya pelajari selama empat semester ini, salah satu yang paling menarik perhatian saya adalah Matematika Diskrit. Mata kuliah ini terasa berbeda dari matematika yang biasa saya pelajari sejak sekolah.

Di sini, saya belajar tentang logika dan strategi, bukan sekadar menghitung angka atau menghafal rumus. Setiap topik yang diajarkan terasa masuk akal dan dapat dipahami secara sistematis, sehingga membuat saya semakin tertarik. Ketertarikan saya bukan hanya karena materinya menyenangkan, tetapi juga karena pendekatannya yang logis dan terstruktur membuat saya lebih cepat memahami konsep-konsepnya.

Salah satu bagian favorit saya adalah ketika mempelajari logika matematika. Saya merasa senang saat belajar menyusun pernyataan logis dan menentukan kebenarannya melalui tabel kebenaran.

Baca Juga: Donald Trump Saksikan Chelsea Bungkam PSG 3-0 dan Serahkan Trofi Juara Dunia

Ada kepuasan tersendiri ketika saya berhasil membuktikan suatu proposisi hanya dengan menganalisis bentuk logikanya. Tabel kebenaran ini membantu saya berpikir lebih jernih dan teliti, terutama ketika mengerjakan soal-soal yang tampaknya rumit, tetapi sebenarnya dapat diselesaikan dengan langkah-langkah logis.

Selain itu, saya juga menyukai pembahasan mengenai himpunan, terutama ketika membuktikannya menggunakan diagram Venn atau tabel keanggotaan. Visualisasi melalui diagram Venn membuat konsep seperti irisan, gabungan, dan komplemen menjadi lebih mudah dipahami.

Dengan melihat langsung bagaimana himpunan saling beririsan atau tidak, saya merasa lebih yakin dalam menarik kesimpulan. Sementara itu, tabel keanggotaan sangat membantu saya menyusun data secara terstruktur dan membandingkan elemen-elemen dengan lebih jelas.

Hal yang membuat saya semakin tertarik adalah karena Matematika Diskrit bukan hanya tentang teori, tetapi juga memiliki banyak aplikasi nyata, terutama di bidang teknologi dan informatika. Saya dapat melihat bagaimana logika matematika digunakan dalam pemrograman, bagaimana konsep himpunan dan relasi dipakai, serta bagaimana algoritma didasarkan pada prinsip-prinsip diskrit.

Alasan lain saya menyukai mata kuliah ini adalah karena sifatnya yang logis dan mudah dipahami. Tidak perlu banyak hafalan—yang penting adalah memahami alurnya dan mengetahui cara menerapkan konsepnya. Saya sangat menikmati sensasi ketika berhasil menemukan jawaban dari soal yang sulit. Memang, beberapa soal membutuhkan waktu untuk dipahami, tetapi begitu saya menemukan solusinya, rasanya sangat memuaskan, seperti menyelesaikan teka-teki atau bermain game strategi. Semakin sering saya belajar, saya semakin terbiasa berpikir kritis dan tidak mudah menyerah saat menghadapi soal yang rumit.

Selain itu, dosen yang mengajar Matematika Diskrit juga memiliki cara mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Suasana kelas menjadi hidup karena sering diadakan latihan dan diskusi bersama, baik antara sesama mahasiswa maupun dengan dosen. Bagi saya, Matematika Diskrit bukan hanya sekadar mata kuliah wajib, tetapi juga merupakan latihan berpikir kritis yang menyenangkan dan sangat bermanfaat.

Penulis: Sastrani Gulo (Mahasiswa Prodi Matematika Universitas Pamulang)

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB