KLIKANGGARAN---Sering menjadi pertanyaan, masihkah Generasi Z mempercayai mitos yang ada di masyarakat?
Pasalnya generasi Z atau biasa kita sebut Gen Z adalah mereka yang hidup di antara kecanggihan teknologi dan memandangkan segala hal dengan logika dan realitas.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan makna mitos yang berarti segala sesuatu yang berlawanan (the opposed) dengan realitas nyata, mengacu pada Encyclopaedia Britannica (dalam Hermawan, 2016:97)
Mitos terbentuk dengan mengaitkannya dengan aspek-aspek sosialkultur dalam masyarakat di luar dirinya dan sekaligus sebagai sistem referen.
Baca Juga: Usai Sebut Warga +62 Teroris, Penyiar Berita Israel 'Shai Golden' Kewalahan Diserang Warganet
Mitos selalu menganggap cerita-cerita sakral dan kemudian seolah menjadi sebuah “kebenaran sejarah”, karena mitos selalu menghubungkannya dengan realitas.
Jelaslah bahwa mitos bertentangan dengan pola pikir Gen Z. Ketika dihadapkan pada mitos, Generasi Z tidak lantas mempercayainya, melainkan mencari tahu kebenarannya melalui teknologi yang ada.
Contohnya saja ketika perempuan hamil harus membawa gunting, bangle dan peniti kemanapun berada, agar tidak diganggu makhluk halus.
Baca Juga: Tercepat Pelunasan PBB-P2, Kecamatan Malangke Terima Penghargaan
Para leluhur percaya bahwa penggunaan benda-benda tajam dan tanaman tertentu ditakuti oleh makhluk halus, sehingga perempuan yang sedang hamil dianjurkan untuk membawa benda-benda dan tanaman tersebut ketika keluar rumah demi menjaga keselamatan ibu dan janin.
Namun kini sudah jarang ditemui generasi Z yang menjalankan mitos tersebut. Sehingga dapat dimungkinkan pada masa yang akan datang mitos-mitos tersebut punah dimakan zaman.
Author: Ulfah Julianti (Dosen Universitas Pamulang)