Ragam bahasa daerah di Indonesia adalah salah satu cikal bakal Bhineka Tunggal Ika

photo author
- Rabu, 18 Desember 2024 | 13:56 WIB
Ilustrasi (Indonesiabaik.id)
Ilustrasi (Indonesiabaik.id)

KLIKANGGARAN -- Salah satu hal yang sangat penting di Indonesia adalah bahasa, bahasa di Indonesia memiliki banyak ragam bahasa untuk berkomunikasi sehari-hari di berbagai daerah. Walaupun di setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, seluruh warga negara Indonesia disatukan dengan bahasa Indonesia.

Ragam bahasa di dalam negara Indonesia berguna juga sebagai persatuan dan kesatuan di dalam negara Indonesia. Karena bahasa merupakan cikal bakal dari Bhinneka Tunggal Ika. Ragam bahasa di Indonesia digunakan sebagai sarana untuk memperkokoh suatu komunikasi di suatu daerah. Bahasa daerah diajarkan kepada seluruh orang untuk pertama kalinya.

Oleh sebab itu, ragam bahasa daerah yang ada di Indonesia memiliki 720 bahasa daerah yang tersebar luas di negara Indonesia. Bahasa daerah menjadi pelengkap untuk penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa negara, karena bahasa Indonesia untuk sarana komunikasi antar bahasa daerah yang berbeda.

Bahasa daerah di Indonesia yang masih sering digunakan seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Manado, bahasa Madura, bahasa Betawi, bahasa Melayu, bahasa Batak. Bahasa-bahasa ini masih sering digunakan di daerah Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat. Dengan ini biasanya kamu semua sering mendengar orang berbicara dengan bahasa mereka masing-masing.

Dalam hal ini bahasa Indonesia berperan juga untuk menyampaikan ragam bahasa daerah kepada orang-orang supaya bisa mengetahui berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia. Kekayaan bahasa daerah itu di satu sisi merupakan kebanggaan, di sisi lain menjadi tugas yang tidak ringan, terutama apabila memikirkan bagaimana cara melindungi, menggali manfaat, dan mempertahankan keberagaman bahasa daerahnya masing-masing.

Dalam era yang sekarang ini ragam bahasa berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan internet. Ragam bahasa sekarang populer di facebook, Instagram, twitter, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ragam bahasa daerah bisa terancam punah, karena penuturan bahasa daerah semakin sedikit, serbuan bahasa asing oleh media, lingkungan keluarga.

Bahasa daerah juga semakin terpinggirkan oleh bahasa yang mempengaruhi eksistensi. Eksistensi bahasa daerah sudah mulai terpengaruh oleh bahasa luar, bahasa luar yang dimaksud bahasa asing yang secara struktural sudah mempengaruhi keaslian bahasa daerah.

Dalam era yang sekarang ini juga, memiliki tantangan yang harus dihadapi untuk mempertahankan penggunaan bahasa daerah. Karena bahasa-bahasa asing lebih sering digunakan oleh anak muda pada zaman sekarang. Anak-anak muda atau generasi muda harus didorong untuk mempelajari bahasa daerah nya masing-masing, supaya bahasa daerah tetap terlestarikan.

Supaya bahasa daerah tetap lestari dengan cara, menggunakan bahasa daerahnya masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, mengajarkan bahasa daerah sejak dini. Ini dapat dicapai melalui upaya dari masyarakat, pemerintah dan lembaga pendidikan. Bahasa daerah akan berkembang sebagai bagian penting dari kekayaan budaya yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Pelestarian bahasa daerah semakin penting di era sekarang yang semakin berkembang. Karena bahasa daerah tidak untuk komunikasi, tetapi untuk sejarah, prinsip dan identitas masyarakat. Mengajak semua orang untuk melestarikan bahasa daerah supaya bahasa daerah tidak terancam punah oleh perkembangan zaman yang sekarang ini.

Oleh karena itu, untuk melestarikan bahasa daerah adalah tanggung jawab semua orang, bukan hanya individu atau kelompok. Karena bahasa daerah memiliki banyak makna untuk sejarah, seni, budaya, pakaian tradisional dan lain sebagainya.

Penulis: Lulut Wibisono (Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X