Performa Positif Kinerja Makro Ekonomi Luwu Utara

photo author
- Minggu, 28 April 2024 | 10:57 WIB
Ilustrasi (Dok)
Ilustrasi (Dok)



KLIKANGGARAN -- Di tangan Bupati Indah Putri Indriani (IDP) bersama Thahar Rum dan Suaib Mansur, dua Wakil Bupati yang mendampingi selama dua periode kepemimpinannya, Luwu Utara secara signifikan mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik sepanjang tahun selama hampir satu dekade kepemimpinannya di daerah berjuluk Bumi La Maranginang tersebut. Hal itu terlihat pada gambaran kebijakan indikator makro ekonomi Luwu Utara yang terus menunjukkan performa positif. Tak salah kemudian ia acap kali dianugerahi penghargaan sebagai Kepala Daerah Inspiratif.

Perempuan Inspiratif Peduli APDESI 2022, Kepala Daerah Inspiratif Bidang Penerapan Inovasi Daerah 2022, Perempuan Inspirator Bidang Pendidikan 2021, Womens Leaders 2018, Anugerah Kebudayaan 2019, dan Satyalancana Wira Karya 2023 adalah sederet penghargaan prestisius yang diraih Bupati perempuan pertama di Sulawesi Selatan ini. Belum lagi penghargaan yang tak kalah mentereng seperti opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemda Lutra sebanyak 10 kali secara konsekutif atau berturut-turut sejak 2013-2022, dari 11 kali WTP yang didapatkan.

WTP pertama diraih pada 2010, saat IDP menjabat Wakil Bupati kala itu. Ini berarti bahwa sejak IDP menakhodai Luwu Utara, opini WTP tak pernah lepas. Bukti bahwa pengelolaan keuangan daerah di era Bupati IDP dinilai sangat baik, transparan dan akuntabel. Gambaran indikator makro ekonomi yang terus mengalami peningkatan ini adalah bukti lain bahwa Luwu Utara di bawah kendali Bupati IDP, terus mengalami kemajuan. Padahal Luwu Utara pada medio Juli 2020 lalu sempat dilanda bencana banjir bandang yang diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Luwu Utara pernah berada pada posisi tertinggi, yakni 7,11%, pada tahun 2019, sebelum bencana global, pandemi COVID-19, memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan manusia di muka bumi, tak terkecuali Luwu Utara. Namun, seiring waktu, Luwu Utara mulai menemukan jalan untuk kembali bangkit pascabencana dan pascapandemi. Tak banyak daerah yang bisa survive secepat itu. Padahal pertumbuhan ekonomi Luwu Utara sempat mengalami perlambatan pada 2020 akibat pandemi. Bahkan mengalami kontraksi minus 0,59%.

Tak butuh waktu lama, laju peningkatan ekonomi di kabupaten Luwu Utara mulai terlihat pada 2021. Berdasarkan data BPS 2021, ekonomi Luwu Utara tumbuh di angka 3,90%. Puncaknya terjadi pada 2022 yang mencapai 4,54%. Ini berarti bahwa dalam rentang waktu setahun, ekonomi Luwu Utara terus berakselerasi dengan cepat dan mengalami percepatan pertumbuhan 0,64%. Angka ini menempatkan Luwu Utara masuk empat besar sebagai daerah yang mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi pascapandemi paling mengagumkan di Sulawesi Selatan.

Gambaran indikator makro ekonomi Luwu Utara lainnya yang juga terus mengalami koreksi positif adalah angka kemiskinan yang terus menurun dari tahun ke tahun. Sempat lama berkutat di zona tiga besar sebagai daerah termiskin di Sulawesi Selatan sejak 1999 dengan kisaran angka 18%, 16% dan 14%, akhirnya pada 2023 angka kemiskinan di Luwu Utara terus turun secara signifikan di angka terendah, yakni 12,66%. Dan untuk pertama kalinya pula, kabupaten Luwu Utara berhasil keluar dari zona tiga besar sebagai daerah termiskin di provinsi Sulawesi Selatan. Amazing!

Signifikansi penurunan angka kemiskinan ini rupanya berbanding lurus dengan capaian indikator pembangunan daerah yang meningkat tiga tahun terakhir, yakni indeks pembangunan manusia (IPM). IPM adalah salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan menggunakan tahun dasar SP 2020, maka nilai IPM Luwu Utara pada 2020 berubah dari 69,57 menjadi 71,53. Selanjutnya pada 2021 berubah dari 70,02 menjadi 71,99. Sementara pada 2022, berubah dari 70,51 menjadi 72,48. Pada 2023 mengalami peningkatan tertinggi, dari 71,34 menjadi 73,31.

Hal lain yang membuktikan kinerja mumpuni Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara di bawah nakhoda Bupati Indah Putri Indriani di sektor pembangunan ekonomi dapat dilihat dari capaian indikator tingkat pengangguran terbuka atau TPT, yang hingga saat ini masuk ke dalam kategori terendah di Sulsel berdasarkan data BPS. Pada 2021, TPT Luwu Utara berada pada kisaran 3,91%, dan setahun kemudian, 2022, TPT Luwu Utara kembali turun hingga menyentuh angka 2,81%.

Pada 2023, TPT Luwu Utara kembali mengalami perbaikan hingga berada pada level terendah, yakni 2,63%. Penurunan ini adalah salah satu bentuk perbaikan angka-angka indikator tersulit bagi pemda. Apalagi kondisi sulit dalam tiga tahun terakhir. Namun, hal itu bukanlah halangan bagi seorang IDP untuk mendongkrak pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah lewat penerapan program dan kegiatan yang tepat sasaran meski dengan anggaran yang terbatas.

Maha karya lain yang dipersembahkan alumnus Pesantren Modern Datuk Sulaiman Kota Palopo ini kepada masyarakat Luwu Utara, utamanya di sektor pembangunan ekonomi, adalah tingkat ketimpangan pendapatan dan pengeluaran masyarakat atau lebih dikenal sebagai gini ratio, yang terus mengalami penurunan secara signifikan, dari 0,349 poin di tahun 2022 menjadi 0,342 poin di tahun 2023. Hal ini juga sekaligus menggambarkan bahwa kabupaten Luwu Utara memiliki tingkat kesenjangan pendapatan paling kecil atau paling rendah di provinsi Sulawesi Selatan.

Mempertahankan, apalagi untuk menurunkan angka gini ratio setiap daerah tentu tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Butuh perencanaan matang dengan peletakan rumusan kebijakan yang mampu melihat berbagai dimensi dan arah pembangunan daerah. Nah, melalui metode pendekatan yang dilakukan kepala daerah perempuan pertama di Sulawesi Selatan ini telah mampu mengunjungi, mendatangi, dan menyisir semua pelosok desa di kabupaten Luwu Utara. Ini sekaligus bukti nyata bentuk kepedulian seorang pemimpin terhadap masyarakatnya.

Sekaligus kunci utama merumuskan program dan kebijakan guna mendekatkan pembangunan kepada masyarakat berdasarkan potensi dan kebutuhannya. IDP dan jajarannya, mulai tingkat kabupaten sampai desa, telah menembus wilayah terluar, terpencil dan terisolir dalam upaya merasakan denyut nadi kebutuhan masyarakat serta memperoleh gambaran dan fenomena di setiap pelosok sebagai dasar peletakan kebijakan dan arah pembangunan yang tepat sasaran dan tepat guna. Ini dibuktikan dengan hasil kerja nyata tanpa rekayasa atas koreksi/capaian positif terhadap semua indikator pembangunan daerah, baik makro ekonomi maupun sosial budaya.

Pada HUT XXV Luwu Utara, IDP juga mempersembahkan kado istimewa buat masyarakat, berupa penurunan prevalensi stunting terendah di Sulsel (15,5%), berdasarkan data Kemenkes melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Ini sekaligus bukti kecakapan IDP dalam merumuskan program, kegiatan, dan kebijakan dalam upaya mengakselerasi penurunan stunting. Tak cukup sampai di situ, prestasi lain seperti meraih nilai tertinggi (2,88) Smart City di Sulsel pada 2023, serta nilai SPBE yang kini menembus 3,18 point, juga menjadi kegemilangan Luwu Utara di era Bupati IDP. Kini, kapal besar bernama Pemda Lutra bisa berlayar dengan tenang untuk kemudian menambatkannya ke dermaga yang lebih indah. (LHr)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X