“Buku-buku yang saya kirim udah Abang baca belum?”
“Belooon.”
“Abang udah coba tulis ide-ide yang muncul? Bikin draft maksud saya, tiap ide yang muncul ditulis, walau hanya satu dua kalimat.”
“Belon juga, Rooooose.”
See? Pembaca tentu mengerti maksud saya menulis sedikit dialog di atas. Gimana bisa nulis kalau tidak suka baca? Gimana mau menuang ide dalam tulisan jika tidak pernah mencoba? Gimana juga akan jadi tulisan jika tidak pernah ditulis?
Pertama, saya langsung teringat salah satu quotes dari Cristopher Morley: "Ketika kita menjual buku kepada seseorang, kita tidak hanya menjual sekilo kertas serta tinta dan lem. Kita menjual suatu kehidupan yang sama sekali baru".
Saya setuju dan suka dengan quotes itu. Itulah gunanya buku. Di sana banyak dunia yang bisa kita dapatkan, termasuk dunia menulis. Sayangnya, saya masih menemukan minat baca yang lemah di sekitar saya. Padahal banyak hal dan kehidupan baru dapat kita serap dari satu buku.
Kedua, saya teringat pada quotes yang pernah ditulis oleh Nurudin: “Masalah mental menjadi penyakit akut yang dipunyai para penulis pemula”.
Saya sangat setuju dengan yang ini, sebab ternyata masalah itu banyak saya temukan di sekitar saya. Ya, masalah mental dalam menulis ternyata sangat penting.
Banyak orang di sekitar saya mempunyai keinginan untuk menulis, tetapi mental menulis mereka masih lemah. Hasilnya, keinginan menulis itu hanya berupa keinginan, tanpa coba untuk dilakukan.
Bahkan, ada teman penulis yang pernah mengalami ‘macet’ menulis dalam jangka waktu sangat lama. Dia mengalami kesulitan untuk memulai menulis lagi setelah berhenti agak lama. Kenapa? Menurut saya, sebab dia tidak berjuang untuk menghidupkan mental menulisnya.
Keinginan menulis sebesar apa pun, jika tidak diimbangi dengan mental menulis, tentu saja akan tinggal keinginan. Seperti halnya ketika Anda lapar, ingin makan, tentu Anda akan segera mengusahakan makan. Bagaimanapun caranya, sesibuk apa pun Anda.
Demikian juga dengan menulis, jika hanya ingin dan Anda tidak berjuang untuk memulai, maka selamanya Anda tidak akan memiliki mental menulis. Untuk itu, membulatkan tekat dan berjuang untuk mulai menulis walau sedikit, sangatlah penting.
Artikel Terkait
Tulisan adalah Lidah Hati, Apa Hubungan Lidah dengan Tulisan?
Untuk Drakor dan Pandemi, Katakan, Saya Tak Ada Waktu untuk Sedih!
Anda Hobi Menulis? Kata Apa Saja, ya, yang Tak Perlu Ditulis Kapital di Judul?
Menulis sebagai Self Healing, Sebagus Itukah Dampaknya? Ini Ada Satu Kisah
Menulis dan Menabung Apa Hubungannya, ya? Ini Fakta untuk Anda
Drakor Pinocchio Bicara Soal Media, Ini yang Harus Anda Waspadai
Drakor Pinocchio: Satu Menggonggong Diikuti Sekampung Akan Menjadi Bumerang
Bagaimana Drakor Meracuni Anda? Ini Contohnya