kebijakan

Setelah BGN Sebar 5000 Koki Profesional ke SPPG, Pemerintah Diingatkan: Perbaiki Sistem, Jangan Hanya Ganti Tenaga Dapur

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 18:43 WIB
Menyoroti langkah BGN menyebar 5000 koki profesional ke berbagai SPPG usai maraknya kasus keracunan massal MBG. ((Instagram.com/@badangizinasional.ri))

 

(KLIKANGGARAN) — Langkah Badan Gizi Nasional (BGN) mengerahkan 5.000 koki profesional ke ribuan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia memicu perbincangan publik.

Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut pengiriman tenaga ahli untuk memperkuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) itu akan dimulai pada Senin, 13 Oktober 2025.

“Para juru masak yang sudah sangat profesional ini akan kami terjunkan ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai hari Senin nanti,” kata Dadan dalam keterangan resminya, Jumat 10 Oktober 2025.

Meski dinilai sebagai langkah cepat, publik masih menyoroti akar persoalan program MBG, khususnya terkait kebersihan dapur dan keamanan pangan di lapangan.
BGN sendiri sejak akhir September telah memastikan adanya evaluasi total untuk mencegah terulangnya kasus keracunan massal di sejumlah daerah.

Baca Juga: DPR Soroti Bobroknya Pengawasan Lapas Usai Kasus Ammar Zoni, Desak Audit Nasional dan Reformasi Total Sistem Pemasyarakatan

SOP Dapur Dinilai Masih Lemah

Kasus keracunan yang menimpa peserta program MBG mendorong pemerintah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap mekanisme pelaksanaan di lapangan.

Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, mengakui masih banyak dapur SPPG yang belum menjalankan SOP secara disiplin.

“Keadaan teknis di lapangan, kita evaluasi penyelenggaraan gimana kontrol kesiapan dan tertibkan regulasi yang selama ini kurang,” ujar Aries di Kantor Kemenkes, Jakarta, 2 Oktober 2025.

Baca Juga: Menanti Laga Penentu Timnas Indonesia vs Irak di Kualifikasi Piala Dunia, Wasit Ma Ning Kembali Jadi Sorotan karena Rekam Jejak Kontroversial di Asia

Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut dan berharap proses evaluasi bisa memperbaiki sistem dapur, mulai dari cara memasak hingga sumber air yang digunakan.

“Dengan kejadian ini mohon maaf, kita ambil hikmahnya. Ternyata beberapa SPPG mungkin melakukan di luar SOP yang sudah ditetapkan, mungkin ada yang masaknya terlalu cepat, ada yang airnya juga,” ungkapnya.

Baca Juga: Fakultas Pertanian Unja Dorong Transformasi Digital BUMDes Megariona Tangkit Baru

Halaman:

Tags

Terkini