“Pertanyaannya apakah ini momentum yang tepat? Inflasi memang stabil dan digitalisasi ekonomi tumbuh pesat, tapi ketidakpastian global tetap tinggi,” katanya.
Ia menyarankan agar penetapan waktu pelaksanaan bersifat kondisional, bergantung pada stabilitas inflasi, kesiapan sistem pembayaran, dan tingkat kepercayaan publik.
“Redenominasi tidak boleh menjadi proyek kosmetik atau simbol stabilitas semu, ia harus menjadi bagian dari modernisasi ekonomi nasional yang terukur dan strategis,” tegasnya.
Sebagai penutup, Harris memastikan akan mengawal proses redenominasi agar tidak tergesa-gesa dan benar-benar membawa manfaat nyata.
“Daya beli ditentukan oleh inflasi dan produktivitas, bukan jumlah nolnya. Tapi jika dilakukan dengan fondasi kuat, redenominasi bisa meningkatkan efisiensi ekonomi dan kenyamanan publik tanpa menimbulkan kegaduhan,” tandasnya.**
Artikel Terkait
Respons Menkeu Purbaya soal Utang Proyek Whoosh Usai Pernyataan Jokowi tentang Keuntungan Sosial dan Pengembangan Ekonomi di Titik Pertumbuhan Baru
Menko Zulhas Soroti Potensi Ekonomi Rp86 Triliun dari Program MBG, Tekankan Semua Bahan Pangan Harus dari Dalam Negeri
Prabowo Warning Dunia Soal ‘Serakahnomics’: Ekonomi Serakah yang Didorong Keserakahan Dinilai Hambat Pertumbuhan dan Rusak Keadilan
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Q3 2025, Menkeu Purbaya Sebut Buah Sinergi Fiskal dan Moneter, Prabowo Ingatkan Jaga Momentum