Status KLB Ditetapkan
Bupati KBB, Jeje Ritchie Ismail, langsung menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk mempercepat penanganan.
“Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB, kejadian luar biasa, supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh,” tegas Jeje di Cipongkor.
Ia menyebut gejala korban serupa: mual, muntah, dan pusing. Hingga Selasa pagi, total siswa terdampak bertambah menjadi 364 orang. Sebagian sudah pulih.
“Tadi ada sekitar 225 yang sudah dipulangkan. Jadi semoga semuanya bisa cepat pulih,” ujarnya.
Evaluasi Program MBG
Dedi Mulyadi menilai faktor waktu penyimpanan makanan jadi penyebab.
“Waktunya sudah terlalu lama, antara dimasak dan dimakan, dan itu harus menjadi bahan evaluasi,” terangnya.
Ia meminta dapur MBG menyesuaikan waktu masak dengan jam distribusi.
“Jadi jangan masaknya terlalu sore atau malam, kalau bisa agak mepet ke pagi agar nasi dan makanannya disajikan masih dalam keadaan fresh,” ujarnya.
Meski belum memastikan apakah dapur MBG akan dihentikan sementara, Dedi menjanjikan evaluasi akan digelar terbuka dengan penyelenggara.
Bagi masyarakat, komitmen tersebut kini menjadi harapan agar insiden serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.**
Artikel Terkait
MBG Jadi Program Prioritas, Menkeu Purbaya Soroti Serapan Rendah dan Minta BGN Rutin Umumkan Laporan Anggaran ke Publik
Merebak 6 Kasus Keracunan Siswa dalam Program MBG, Ratusan Korban Dirawat hingga Jadi Alarm Serius Soal Standar Kebersihan
Dapur MBG Pertama di Luwu Utara Ada di Desa Sidoraharjo, Diresmikan Wakil Bupati Jumail Mappile
BGN Klarifikasi Isu 5.000 SPPG Fiktif: Tegaskan Proses Verifikasi, Mekanisme Dana, hingga Kebijakan Roll Back Dapur MBG
Menelaah Usulan DPR Ubah Skema MBG Jadi Bantuan Tunai, Istana Tegaskan Distribusi Makanan Siap Santap Masih yang Terbaik