Waspadai Gejala Stres pada Anak

photo author
- Jumat, 12 November 2021 | 07:48 WIB
Ilustrasi (@sekar_mayang)
Ilustrasi (@sekar_mayang)

Ia pun cenderung ingin segera tidur lagi karena mengalami kelelahan luar biasa. Ini bukan sekadar lelah yang dapat diganti tidur satu atau dua jam. Ini lelahnya yang jika diganti tidur dua hari pun belum tentu pulih. Anda bisa bayangkan betapa mengerikannya efek stres pada anak.

Baca Juga: Sekilas tentang Waskita Karya, BUMN Indonesia yang Eksis Sejak Zaman Belanda

Satu lagi. Jika Anda tengah berkonflik dengan pasangan atau dengan orang lain, menjauhlah dari anak. Pergilah ke ruangan yang sekiranya tidak terjangkau pendengaran dan penglihatan anak. Sebab, Anda mungkin tidak sadar bahwa hal itu dapat menjadi penyebab stres pada anak. Beruntung jika anak Anda tipe yang ‘bisa bicara’. Ia akan mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap situasi yang ia hadapi. Namun, akan lebih berbahaya efeknya nanti jika ternyata anak Anda bukan tipe yang terbuka. Pelan-pelan, rasa sedihnya berubah menjadi monster yang siap menyerang kapan pun.

Oh, Anda mungkin menjalani konflik dengan senyap. Akan tetapi, jangan lupakan ekspresi wajah yang mudah terbaca orang lain. Sorot terluka dari mata Anda akan mudah terbaca anak, apalagi jika Anda dua puluh empat jam selalu bersamanya. Perubahan sedikit saja akan langsung diketahui anak.

Bagaimana jika telanjur terjadi serangan pertama?

Segera bawa ke fasilitas kesehatan. Mungkin ada kondisi-kondisi tertentu yang memerlukan penanganan dengan obat. Dokter atau tenaga medis akan mengobservasi anak Anda. Apa pun itu, Anda harus siap menerimanya.

Baca Juga: Sopir Vanessa Angel Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara, Sudah ditahan Rutan Polres Jombang

Tempat perawatan terbaik memang di rumah. Bersama orang tua dan orang-orang terdekat lainnya. Beri tahu mereka yang biasa berinteraksi dengan anak Anda, jangan lagi ada perundungan, meskipun itu hanya olok-olok tipis. Kita tidak pernah tahu efeknya terhadap seseorang, apalagi anak yang sedari awal memiliki karakter supersensitif.

Buat suasana hatinya selalu gembira. Empat serangkai hormon kebahagiaan (dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin) adalah obat terbaik bagi pemulihan pascastres. Anda bisa ajak anak ke tempat rekreasi, bermain bersama, menciptakan kondisi yang membuat anak merasa ia adalah bagian dari keluarga, ia betul-betul diperhatikan tanpa harus meminta.

Sediakan makanan yang cukup protein. Pengurangan porsi karbohidrat mungkin diperlukan, bergantung pada kondisi tubuh dan kebutuhan nutrisi anak Anda. Umumnya, usia kanak-kanak memang membutuhkan protein lebih banyak daripada karbohidrat. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa berdiskusi dengan konsultan tumbuh kembang atau ahli gizi.

Baca Juga: Inovasi Hypnogreen Juara II Kompetisi Replikasi, Kado Terindah di Hari Pahlawan

Tagline iklan sebuah produk yang menyebut “untuk anak kok coba-coba” memang benar adanya. Jangan sekali-kali mempertaruhkan hidup anak dengan tindakan-tindakan teledor Anda sendiri. Kalau efeknya hanya terjadi pada Anda, itu tidak masalah. Namun, rasanya tidak mungkin. Orang-orang di sekitar Anda pasti turut terkena imbasnya.

Anak adalah jiwa yang sengaja Anda panggil untuk hadir ke dunia. Perlakukan ia sebagaimana mestinya, yaitu dengan segala kebaikan dan cinta kasih.***

Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X