Sate Maranggi: Kelezatan Rasa dan Akar Sejarahnya

photo author
- Kamis, 11 November 2021 | 17:10 WIB
Maranggi adalah satu sate khas di Indonesia (dok. Anas Eka Wardana)
Maranggi adalah satu sate khas di Indonesia (dok. Anas Eka Wardana)

Hal tersebut juga dapat ditemukan pada sate maranggi. Walaupun ada sedikit perbedaan pada media bahan yaitu daging, cara penyajian dengan menggunakan rendam dan siraman bumbu dapat dikatakan bahwa sate maranggi merupakan sebuah olahan makanan hasil dari akulturasi kebudayaan Tionghoa.

Baca Juga: Dituding Legalkan Seks Bebas, Nadiem: Sangat Kaget dan Mustahil Melegalkannya

Adapun fakta menarik dari sate maranggi, yakni terdapat kesamaan bumbu rempah dengan makanan Dendeng ayam atau babi yang dijual di Hongkong.

Karena mayoritas masyarakat Indonesia terkhusus di Purwakarta (Wanayasa dan Plered) memiliki kultur Islam, olahan daging babi tersebut diganti dengan daging domba, sapi, kerbau untuk dipadukan dengan bumbu rempah yang sama.

Sate maranggi sudah menjadi representasi masyarakat Purwakarta yang tidak hanya terdapat pada satu wilayah saja, tapi merata. Mulai dari maranggi cibungur, maranggi plered, maranggi pasawahan, maranggi wanayasa, dan maranggi-maranggi lain dari berbagai daerah di Purwakarta.

Baca Juga: Dugaan Korupsi PCR, CBA: Lingkaran Luhut Ramai-Ramai Pasang Badan

Jika berkunjung ke daerah Purwakarta, maka sempatkan diri kalian untuk mampir ke Kampung Maranggi. Di sana kalian akan menjumpai banyak sekali pedagang yang menjajakan sate maranggi.

Sate maranggi adalah makanan tradisional, jangan sampai munculnya trend kuliner seperti junkfood atau makanan cepat saji lainnya membuat sate maranggi hilang dari peradaban.

Citarasa khas pada sate maranggi serta nilai historis yang panjang, jangan sampai membuat orang lupa terhadap makanan daerah tempat tinggalnya.

Baca Juga: FFI 2021, Sutradara Termuda, dan Titanic: Ajang Pembuktian Wregas Lewat Penyalin Cahaya

Sate maranggi adalah satu dari sekian banyak makanan Indonesia yang sebetulnya sudah jarang dinikmati oleh orang-orang, terkhusus pada kalangan pemuda. Semestinya kita patut berbangga karena memiliki banyak kuliner dengan bumbu khas pada setiap daerahnya.***

Artikel ini ditulis oleh Anas Eka Wardana, Mahasiswa UNJ

Apabila artikel ini menarik, moohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X