KLIKANGGARAN -- Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata tidak hanya sekedar sebuah novel, tetapi juga merupakan sebuah cermin yang memantulkan kehidupan dan kompleksitas manusia.
Melalui karakter-karakternya yang kaya akan dimensi, novel ini memberikan landasan yang kuat bagi sebuah analisis psikologis, terutama ketika dilihat dari perspektif Teori Struktur Kepribadian yang diajukan oleh Carl Gustav Jung.
Teori kepribadian Jung memandang bahwa setiap individu memiliki tiga aspek kepribadian utama, yaitu sadar, pribadi bawah sadar, dan kolektif bawah sadar. Melalui karakter-karakter dalam "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, kita dapat menjelajahi dimensi-dimensi ini secara lebih mendalam.
Di antara karakter-karakter utama dalam "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, kita dapat melihat perwujudan kepribadian sadar yang kuat.
Misalnya, Ikal, tokoh utama dalam cerita, menunjukkan sifat kepemimpinan, kecerdasan, dan ketekunan. Ia merupakan gambaran yang baik dari aspek sadar yang paling terlihat dari kepribadian seseorang.
Demikian juga, Arai Sang Pemimpi menampilkan kepribadian sadar yang dinamis dan visioner, mencerminkan keberanian dan keinginan untuk meraih impian.
Bagian dari pesona "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata adalah kedalaman karakter-karakternya, yang seringkali memperlihatkan sisi pribadi bawah sadar. Contohnya, Lintang, dengan latar belakang keluarga yang bermasalah, mengungkapkan ketidakamanan dan kerentanan yang berakar dalam lapisan bawah sadarnya.
Begitu juga dengan Mahar, yang secara terbuka menunjukkan kebingungannya tentang jati dirinya, mencerminkan konflik internal yang mendasar pada tingkat pribadi bawah sadarnya
Dalam konteks "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata , elemen kolektif bawah sadar tercermin melalui hubungan dan dinamika antar karakter yang menggambarkan nilai-nilai budaya dan sosial yang mendalam.
Kisah persahabatan yang kuat dan solidaritas yang dibangun antara anggota Laskar Pelangi menunjukkan pengaruh kuat kolektif bawah sadar, seperti arketipe saudara, kebersamaan, dan perjuangan bersama.
Melalui analisis ini, kita dapat melihat bagaimana "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata tidak hanya menjadi sebuah cerita yang menghibur, tetapi juga menjadi cermin bagi kompleksitas dan kedalaman kepribadian manusia.
Dengan mengadopsi lensa Teori Struktur Kepribadian Carl Gustav Jung, kita dapat memahami lebih dalam tentang bagaimana keberagaman dan dinamika dalam karakter-karakter novel ini mencerminkan kompleksitas psikologis manusia secara menyeluruh.
Penulis: Nabila Maharani (Mahasiswa Universitas Pamulang)
Artikel Terkait
Gilga Sahid dan Happy Asmara Diduga Sudah Menikah,Inikah Buktinya?
Sinopsis Lovely Runner Episode 5: Sun Jae dan Tae Sung Jatuh Cinta pada Im Sol, Bagaimana Persaingan Mereka?
Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Lewat Persalinan SC atau Normal?
Kronologi Penganiayaan yang Menewaskan Seorang Warga di Banyumas, Polisi Banyumas Bekuk Pelaku!
Selama Musim Angkutan Lebaran 2024, KAI Daop 5 Purwokerto Berangkatkan 393.829 Pelanggan
Kerap Terjadi Aksi Balap Liar, Warga Purwokerto Mengadu ke Polisi
Wakili Bupati, Asisten I M Rifa'i Membuka Acara Rembuk Stunting Tahun 2024
Menjadikan Rongkong Surganya Sport Tourism di Indonesia
Hadiri Perpisahan, Wabup Bakhtiar: Badan Boleh Berpisah tapi Hati dan Rasa Harus Tertanam Selamanya
Aspek Psikologis Tokoh ‘Ikal’ Berdasarkan Teori Psikoanalisis Sigmund Freud dalam Novel ‘Sang Pemimpi’ karya Andrea Hirata